Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Akhirnya, Trump Bicara dengan Xi Jinping dan Dukung "Satu China"
Oleh : Redaksi
Jum'at | 10-02-2017 | 19:50 WIB
AS-China.jpg Honda-Batam

Beijing juga mendesak Washington untuk hormati kebijakan "Satu China". (Sumber foto: DPA/Getty Images/DW)

BATAMTODAY.COM, Beijing - Donald Trump untuk pertama kalinya sejak dilantik sebagai Presiden Amerika Serikat, melakukan komunikasi per telepon dengan Presiden China Xi Jinping, Jumat (10/2/2017) WIB.

Dalam pembicaraan itu disebutkan bahwa Trump akan melanjutkan dukungan AS yang telah ada selama ini, terkait kebijakan "Satu China".

Kabar percakapan per telepon kedua Kepala Negara dilansir kantor berita AFP.

Disebutkan, kedua pemimpin mendiskusikan sejumlah topik yang puncaknya adalah penegasan Trump tentang dukungan AS terhadap kebijakan "Satu China".

Penegasan ini menjadi amat penting menyusul sikap Trump yang juga mengakomodasi pemerintah Taiwan sejak awal kemenangannya dalam pemilu.

Sikap Trump itu mengundang protes keras dari Pemerintah China, kala itu.

Xi Jinping memuji langkah Trump, dan menyebut China ingin bekerja sama dengan AS demi memajukan hubungan kedua negara dan keuntungan bagi kedua belah pihak.

Sementara, pihak Gedung putih menggambarkan pembicaraan per telepon itu sebagai sebuah pembicaraan yang sangat ramah.

Keduanya pun saling mengundang untuk datang ke negara masing-masing.

Sejak sebelum dilantik sebagai Presiden Donald Trump, mengindikasikan kemungkinan untuk mengakhiri kebijakan "Satu China" yang telah diberlakukan AS sejak tahun 1979.

Berbicara dalam sesi wawancara dengan Fox News, Trump mengaku tidak punya alasan mengapa kebijakan "Satu China" harus tetap dilanjutkan tanpa konsesi berarti dari Beijing.

"Saya tidak tahu mengapa kita harus terikat dengan kebijakan Satu China, kecuali kita membuat perjanjian dengan China yang terkait dengan hal-hal lain, termasuk perdagangan," kata Trump, Desember lalu.

Sementara, Pemerintah China, langsung mengungkapkan keprihatinannya tak lama setelah mendengar pernyataan Trump itu.

Jurubicara Kementerian Luar Negeri China, Geng Shuang menegaskan, kebijakan "Satu China" menjadi dasar dalam hubungan China-AS.

Atas dasar itu, China mendesak pemerintahan AS memahami sensitivitas dalam persoalan dengan Taiwan.

Sumber: ABC
Editor: Udin