Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Kelangkaan Solar di Batam

Harry Akan Surati BPH Migas dan Pertamina Terkait Distribusi
Oleh : Surya
Selasa | 11-10-2011 | 15:29 WIB

JAKARTA, batamtoday - Anggota DPR asal Kepulauan Riau (Kepri) dari Partai Golkar, Harry Azhar Azis mengatakan, akan menyurati Kepala BPH Migas Tubagus Haryono dan Dirut Pertamina Karen Agustiawan terkait kelangkaan solar di Batam akhir-akhir ini.

"Saya akan menyurati BPH Migas dan Pertamina, kenapa masih ada saja kelangkaan solar. Kalau distribusinya cukup berarti, Pertamina maupun BPH Migas lemah dalam pengawasan," kata Harry di Jakarta, Selasa (11/10/2011).

Menurut Harry yang juga Wakil Ketua Komisi XI bidang Keuangan dan Perbankan ini, kelangkaan solar bisa diketahui dari kuota distribusi ke SPBU dan industri. Misalkan kuota ke SPBU A dan B 1000 liter, tapi ada kelangkaan di B berarti ada kemungkinan solarnya di jual ke industri.

"Kuota solar untuk SPBU dan industri kan sudah ada, kalau ternyata jatah untuk SPBU berkurang berarti ada permainan. Ini yang harusnya di cek lebih jauh, apakah yang bermain itu SPBU atau perusahaan, dapat segera diketahui," katanya.

Harry menegaskan, harga solar bersubsidi sebesar Rp 4.500 membuat ngiler pengusaha SPBU maupun perusahaan penimbun BBM untuk menjualnya ke industri karena akan mendapatkan keuntungan lebih banyak.

"Kalau dijual saja Rp 5000 per liter ke industri, sudah untung banyak. SPBU-nya untung dengan selisih harga tadi, industrinya juga untung daripada beli solar Rp 8000 per liter," katanya.

Mantan Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR ini menilai, kasus dalam kelangkaan solar di Batam ada permainan dalam distribusinya. "Kelangkaan solar yang terjadi lebih banyak karena permainan penampungan, dimana kebutuhan untuk konsumen dikurangi dan dijual ke industri," katanya.

Harry berharap Poltabes Barelang mengusut tuntas kasus ini, karena ada dugaan permainan dalam distribusi karena yang dirugikan adalah masyarakat selaku konsumen penggunaa solar, sedangkan industri justru diuntungkan karena solar bersubsidi dijual ke industri.

"Saya kira polisi harus mengusut tuntas permainan ini, apakah ditampung untuk industri atau distribusikan ke SPBU-SPBU. Saya rasa itu bisa cepat diketahui polisi," katanya.