Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Pemkab Bintan Diminta Tingkatkan Pengawasan Terhadap Penjualan Buku di Sekolah
Oleh : Harjo
Kamis | 12-01-2017 | 17:38 WIB
Contoh-buku-yang-dijual-di-Bintan.gif Honda-Batam

Contoh buku yang dijual oleh oknum guru kepada siswanya di Bintan (Foto: Harjo)

BATAMTODAY.COM, Tanjunguban - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bintan, diminta untuk lebih meningkatkan pengawasan terhadap sekolah yang masih tetap menjual buku di sekolah tingkat SD dan SMP yang ada di Bintan. 

Karena dugaan penjualan buku oleh oknum guru di sejumlah sekolah di Bintan, masih tetap dilakukan oleh oknum guru di sekolah. Jika dulunya buku Lembaran Kerja Siswa (LKS) namun sekarang hanya berubah merk atau nama bukunya saja.

"Kalau memang larangan penjualan buku di sekolah oleh pihak sekolah dan oknum guru dilarang, lantas pengawasannya bagaimana?, karena yang terjadi terkesan hanya sebatas berganti kulit buku saja alis hanya berubah pola atau modus. Namun penjualan masih tetap dilakukan," ungkap Jumrizal, tokoh pemuda Teluksebong, Bintan kepada BATAMTODAY.COM di Tanjunguban, Kamis (12/1/2017).

Jumrizal menjelaskan, dari tahun ke tahun, apa yang dilakukan oleh para oknum guru terus berlangsung, walaupun modusnya berbeda. Jika dahulu guru langsung membagikan kepada siswa, namun sekarang guru yang mengarahkan untuk membeli. Hanya saja terkesan dipaksakan, agar anak membeli buku dimaksud.

"Dulu Kepala Daerah menyebutkan penjualan buku dilarang keras. Kalau sekarang masih dilakukan jelas perlu dilakukan tindakan nyata. Mulai dari yang mungkin dianggap sepele, kalau hanya didiamkan maka ke depan hal ini bakal terus terjadi," katanya.

Pada prinsipnya menurut Jumrizal, semua orangtua jelas menginginkan anaknya berprestasi. Namun dibalik itu, harus sesuai dengan aturan yang berlaku dan tidak dipaksakan. Apalagi kondisi semua orangtua dan wali murid, tidak semuanya sama dari sisi ekonomi.

"Semua orangtua ingin anaknya berhasil dan berprestasi, namun semuanya harus berjalan sesuai dengan aturan yang berlaku. Jangan sampai tenaga pengajar justru menjadikan muridnya menjadi konsumen dalam menjalankan bisnisnya," katanya.

Agar permasalahan ini tidak terus menerus berkelanjutan, Dinas Pendidikan atau yang berkompeten harus mencari sumber buku yang dijual para oknum pada siswanya.

Editor: Udin