Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Fahri Sebut Surat Cinta dari PKS Membuat Dirinya Naik Kelas
Oleh : Irawan
Minggu | 01-01-2017 | 12:00 WIB
FahriHamzah2.jpg Honda-Batam

 Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Sepanjang tahun 2016, nama Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah dari PKS ini selalu menghiasi media. Pernyataan-pernyataanya kerap menjadi pro-kontra di masyarakat. Puncaknya, perhatian masyarakat tersedot ketika DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) memecat Fahri Hamzah.

Padahal, Fahri turut mendirikan Partai Keadilan sebagai cikal bakal kelahiran PKS.  PKS beralasan Fahri kerap melontarkan pernyataan kontroversial. Majelis Tahkim PKS memberhentikan Fahri pada 11 Maret 2016.


Namun, Fahri tak menyerah begitu saja. Presiden Keluarga Alumni KAMMI itu melawan melalui proses hukum. Ia melayangkan gugatan di PN Jakarta Selatan. Hasilnya, Fahri memenangkan gugatan di PN Jakarta Selatan.
Para tergugat adalah Presiden PKS Mohamad Sohibul Iman, Ketua Majelis Tahkim Hidayat Nur Wahid, beserta para anggotanya Surrahman Hidayat, Abdi Sumanthi, dan Abdul Muiz Saadih.

Pengadilan menghukum para tergugat membayar ganti rugi immateriil secara bersama-sama sebesar Rp 30 miliar dan menyatakan Fahri sebagai penggugat sah sebagai anggota DPR periode 2014-2019.

"Kalau enggak mau dengar saya, unfollow saja," kata Fahri enteng saat ditanya mengenai media sosial ketika menyampaikan catatan akhir tahun 2016 dan  resolusi di tahun 2017 beberapa waktu lalu.

Fahri merupakan satu diantara politikus yang sering menyatakan pendapatnya melalui media sosial twitter.
Fahri mengakui namanya kerap menjadi bahan pemberitaan di media massa. Suami Farida Briani itu mengungkapkan dirinya tak ingin mengeluarkan pernyataan yang dangkal.

Institusi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) serta isu makar sempat disinggungnya. "Saya enggak bisa gampang ditantang. Saya kritik KPK, coba tantang saya secara terbuka, siapa yang berani berdebat soal itu. Saya berani (katakan) kalau anda (KPK) salah jalan. Lalu penggunaan pasal makar ini keliru besar, tidak mengerti konstitusi yang sekarang?" tanya Fahri Hamzah.

Fahri menceritakan alasanya terkait pernyataan yang dilontarkannya ke publik. Ia mengaku tak punya tradisi berbohong dan selalu berucap mengenai kebenaran yang diyakininya. "Apa yang saya yakini, saya katakan. Respon orang, kalau saya salah, saya minta maaf, kalau saya benar jangan disalahkan itu, saya tidak mau," kata Fahri.

Fahri mengatakan dirinya tidak takut mengenai ancaman. Meskipun, pernyataan di media massa tersebut berisiko menimbulkan ancaman baginya dan keluarga.

Mantan Wasekjen PKS itu mengatakan umur merupakan hak Tuhan bukan manusia. Ia menceritakan bagaimana hebatnya kelahiran manusia ke dunia.

"Lahir seleksi ketat dari sperma dan ovum mana setelah dia menyatu dijaga. Kita meminjam rahim ibu kita 9 bulan itu sudah proses bukan perkara gampang dalam catatan di orang Islam, Lau Mahfudz, umur kita bukan punya manusia, itu sebabnya cocern kita memikirkan kebenaran bukan umur sebab kalau memikirkan umur menjadi munafik karena memikirkan hidupnya," jelas Fahri.

Fahri mengingatkan tugas manusia bertanggungjawab atas sikapnya serta tugas yang diemban. Oleh karenanya, Fahri mengaku tidak terlalu memikirkan penilaian orang lain.

"Saya ngomong yang penting benar, mau efeknya orang marah, enggak terlalu saya pikirkan," kata Fahri sambil mengutip cerita Lukman Hakim mengenai anaknya dan keledai.

Tahun 2016 merupakan salah satu tahun yang tidak bisa dilupakan Fahri Hamzah. Menurut Fahri, publik sudah mengetahui pada tahun ini dirinya mendapat surat pemecatan dari DPP PKS.

Ia menyebut pemecatan itu sebagai surat cinta. Hal yang direspon Fahri sebagai ujian kedewasaan."Tahun 2016 saya dikirimi surat cinta. Bagaimana merespon tindakan yang tidak adil bagi saya?" kata Fahri.

"Saya harus bisa membuat respon yang positif dan proporsional, penuh perhitungan dan pertimbangan, karena saya manganggap setiap kenaikan kelas, melewati ujian. Itu selalu saya persepsikan sebagai ujian, untuk respon yang benar atas ujian, itu menjelaskan saya naik kelas, turun kelas atau tinggal kelas ya kan, itu nanti waktu akan memberitahukan tugas kita membuat jawaban dan respon yang benar, diantara yang ada ini adalah ujian yang paling penting," ungkap Fahri.

Fahri lalu menyatakan keluarga tidak mempermaslahkan pemecatan tersebut. Istri dan anaknya telah dilatih sejak awal untuk bersikap mandiri.

Editor: Surya