Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Hampir Seminggu Puluhan Buruh Tak Bekerja

BC Batam Larang Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Riau
Oleh : Roni Ginting/Dodo
Kamis | 06-10-2011 | 14:01 WIB
Pelantar-Tanjung-Riau.jpg Honda-Batam

Pelabuhan Tanjung Riau, Batam. (Foto: Istimewa)

BATAM, batamtoday - Pelabuhan rakyat Tanjung Riau yang biasanya ramai dengan aktivitas bongkar muat kapal, kini sudah lengang. Pasalnya aparat Bea dan Cukai Tipe A Batam melarang adanya aktivitas bongkar muat di pelabuhan itu. Hal itu membuat para pekerja buruh bongkar muat mengeluh, padahal mereka pelabuhan tersebut merupakan tempat mereka mecari penghidupan.

Para buruh yang pagi hingga petang biasanya sibuk dengan kegiatan bongkar muat, sejak Kamis lalu kurang lebih 80 buruh nampak berjejer di pelantar pelabuhan milik Pemerintah Kota (Pemko) Batam itu.

Damsur, Kepala buruh Pelabuhan Rakyat Tanjung Riau di lokasi mengatakan, hampir seminggu aktivitas para buruh di pelabuhan dihentikan oleh Bea dan Cukai. Mereka kurang tahu pasti penyebab pelarangan tersebut.

"Kami tidak tahu permasalahannya apa, katanya ada pergantian pimpinan di Bea dan Cukai. Hingga kini belum ada solusi," ujar Damsur kepada batamtoday, Kamis (6/10/2011).

Sepengetahuannya, sudah mengadakan pertemuan antara pihak pelabuhan dengan pihak Bea dan Cukai. Namun belum ada titik temu, mereka hanya disuruh bersabar. 

"Jika tak ada solusi kami akan demo, pelabuhan kita resmi kok," tegasnya.

Hal yang sama juga dinyatakan Kodri warga sekitar pelabuhan itu, kalau barang-barang seperti sembako, plastik terpal yang dibongkar muat di pelabuhan itu adalah barang resmi. 

"Kita juga tidak tahu apa alasan Bea dan Cukai, kita cuma minta kebijaksanaan dari mereka. Buruh di sini rata-rata sudah berkeluarga," ujar Kodri.

Dampak dari penghentian bongkar muat itu juga berimbas kepada pedagang yang menunggu barangnya dari pelabuhan rakyat itu. Pedagang yang berada di Guntung, Tembilahan sudah mengeluh kalau stok barang di sana sudah habis. Sedangkan para pedagang di pelantar juga merasa terganggu dengan tidak adanya pelanggan.