Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Surat Terbuka Honorer yang Terabaikan

Pak Bupati, Jangan Usir Kami dari Bintan...
Oleh : Charles/Harjo
Kamis | 15-12-2016 | 10:26 WIB
Surat-Terbuka-Honorer-Bintan1.jpg Honda-Batam

Surat Terbuka Honorer Bintan yang terabaikan. (Foto: Istimewa)

BATAMTODAY.COM, Tanjunguban - Seleksi ulang tenaga honorer Pemerintah Kabupaten Bintan, ternyata tidak hanya berseberangan dengan aturaan yang ada. Rasionalisasi tenaga honorer yang diikuti ribuan pendaftar ini, juga terkesan "menggusur" honorer yang sudah bertahun-tahun mengabdi di era pemerintahan sebelum Apri Sujadi dan Dalmasri Syam.

Setidaknya, hal itu terungkap dalam surat terbuka dari salah satu tenaga honorer yang sudah tahunan mengabdi di Pemkab Bintan. Surat terbuka yang dibuat oleh Uvita walau tanpa menyebutkan dimana kantor tempat dia sudah mengabdi selama ini, merasa sangat kecewa karena namanya tidak muncul atau tidak lulus saat pengumuman hasil seleksi diumumkan.

Uvita merasa terpaksa membuat surat terbuka, karena dia yang posisi dalam keluarganya harus menghidupi ketiga anaknya sendiri, yang memang sudah ditinggalkan oleh suami.

"Jangan sakiti hati rakyat kecil pak. Jangan usir kami dari Bintan pak," Itu kata terakhir yang dituliskannya pada surat tertanggal 10 Desember 2016.

Sementara Joko Agnur Purnama, salah seorang Pendiri Gerakan Pemuda Gemilang (GePeng), menanggapi munculnya surat terbuka dari salah satu tenaga honorer yang sudah bertahun-tahun mengabdi di Bintan, menilai sangat ironis hingga munculnya surat terbuka dari honorer yang merasa disakiti apalagi hingga meminta tidak diusir dari Bintan.

"Sangat ironis sampai ada surat terbuka seperti itu, saya juga tidak paham kajian yang dilakukan oleh pemerintah seperti apa," tegas Joko, Kamis (15/12/2016).

Menurutnya, kalau memang pemerintah membutuhkan tenaga honorer, harusnya lebih baik langsung rekrut. Tidak harus ada seleksi ulang. Dengan adanya seleksi, jelas menjadi sebuah pertanyaan besar. Karena apa tujuannya sangat tidak jelas dan abstrak, apa target dari pemimpin Bintan.

Terkait surat terbuka dari Uvita, Joko menilai sudah jelas sangat banyak menggantungkan hidup sebagai tenaga honorer. Kalau kepala daerah, menginginkan honorer yang memiliki kompetensi, kemudian dilakukan dengan cara perekrutan secara terbuka atau seleksi ulang, hal itu dinilai sangat tidak elegan.

Editor: Yudha