Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Rapikan Bulu Pubis Bisa Tertular Penyakit Kelamin
Oleh : Redaksi
Kamis | 08-12-2016 | 10:54 WIB
Ilustrasi-cukur-bulu-kemaluan1.jpg Honda-Batam

Ilustrasi.

BATAMTODAY.COM, Batam - Jika anda termasuk orang yang rutin merapikan bulu kemaluan (pubis), maka perlu berhati-hati, karena berisiko tertular penyakit kelamin (Sexually Transmitted Infections/STI).

 

Demikian hasil penelitian terbaru yang dipublikasikan pada awal pekan ini, dikutip US News. Risiko lebih besar bakal ditanggung oleh mereka yang merontokkan seluruh pubis lebih dari 11 kali dalam setahun.

Orang yang merapikan pubis dengan "model" tertentu berisiko menanggung 80 persen lebih tinggi terkena STI dibanding mereka yang melakukan au naturel counterparts. Ini terkait pula usia dan kesetiaan pada pasangan seksual.

Sementara orang yang terbilang "jarang" merapikan pubis, dua kali lebih mungkin diserang kutu kemaluan. Lalu, apa hubungannya merapikan publis dengan penyakit seksual? Soal ini, para peneliti menyatakan pendapatnya.

Sebetulnya, menurut para peneliti, penularan penyakit kelamin ini lebih terkait aktivitas seksual orang yang gemar atau tidak gemar merapikan pubis. Jadi bukan semata kebiasaan atau kegiatan merapikan bulu pubis itu sendiri.

Namun mereka juga mencatat bahwa sekecil apa pun robekan di kulit saat aktivitas merapikan pubis dilakukan juga berisiko memicu penyakit seksual. Namun para peneliti membutuh penelitian lebih lanjut terkait catatan ini.

Dalam melakukan pengujian ini, para peneliti menggunakan sampel acak lebih dari 14 ribu orang dewasa di AS, berusia 18-65 tahun. Sekitar 7.580 di antaranya sudah selesai diuji. Seperempat responden mengaku merapikan pubis.

Lebih banyak wanita—84 persen—yang merapikan pubis ketimbang pria—66 persen. Responden yang "paling rajin" merapikan pubis setiap hari atau seminggu sekali ada 22 persen (17 persen di antaranya tergolong ekstrem)

Menurut penelitian tersebut, 13 persen orang yang gemar merapikan pubis mengaku terjangkit salah satu penyakit kelamin: herpes, human papilloma virus, syphilis, molluscum, gonorrhea, chlamydia, HIV, atau kutu kemaluan.

Untuk saat ini, penelitian belum dapat membuktikan kebiasaan merapikan pubis rentan meningkatkan penularan penyakit kelamin. Peneliti juga belum bisa memastikan seberapa cepat penyakit kelamin menular setelah pubis dirapikan.

Sumber: CNN Indonesia
Editor: Yudha