Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Amoniak Bocor, PT PIM Dituding Seperti Keledai
Oleh : Dodo
Sabtu | 01-10-2011 | 14:52 WIB
PIM_Aceh.jpg Honda-Batam

PT Pupuk Iskandar Muda, Nangroe Aceh Darussalam. 

BANDA ACEH, batamtoday - Limbah gas amoniak dari PT Pupuk Iskandar Muda (PIM) Lhokseumawe kembali bocor dan mengakibatkan puluhan warga sekitar pabrik harus dilarikan ke rumah sakit terdekat karena keracunan pada Jumat (30/9/2011) kemarin.

Kembali bocornya gas amoniak membuat kalangan masyarakat menuding PT PIM layaknya keledai lantaran kejadian itu terus berulang dan menimbulkan korban.

Padahal sepekan lalu atau tepatnya Kamis (22/9/2011) amoniak PT PIM juga memakan korban masyarakat sekitar. Tak ada tanda bahaya atau sinyal yang dikeluarkan oleh perusahaan provit ini sehingga masyarakat bisa waspada.

“Kali ini korban timbul dari masyarakat, syukurnya tidak sampai memakan korban jiwa. Bagaimana protokol perusahaan untuk menghindari bencana yang sama? Bagaimana peran pemerintah untuk mengawasi perusahaan nakal ini,? kata Direktur WALHI Aceh, Teuku Muhammad Zulfikar yang dihubungi batamtoday, Sabtu (1/10/2011).

Zulfikar menjelaskan ekitar pukul 13.30 WIB atau usai Jumat, katup amonia PT PIM I Lhokseumawe kembali menyebar ke lingkungan temperatur panas yang terjadi pada refrigrant pabrik PT PIM I. Puluhan warga warga Desa Tambon Baroh, Kecamatan Dewantara harus dilarikan ke rumah sakit. Gas beracun amoniak telah meracuni paru-paru mereka sehingga membuat sesak nafas.

Insiden ini, lanjut Zulfikar, mengingatkan kita pada kasus kebocoran gas di Bhopal India tahun 1984 yang menewaskan sekitar 3.500 orang. Kebocoran gas beracun yang terjadi menjelang pagi berasal dari sebuah pabrik yang berada disekitar pemukiman. Warga yang selamat pun mengalami masalah kesehatan yang parah hingga hari ini, 25 tahun setelah insiden terjadi.

“Yang kami sampaikan ini bukan hal yang berlebihan. PT PIM telah berkali-kali bocor, dan tanpa ada dilakukan penanganan khusus untuk mencegahnya. Apa mau tunggu Bhopal terjadi di Lhokseumawe?” ucap Zulfikar.

Bocornya amonia dari PT PIM rutin terjadi setiap tahun, terutama saat start-up mesin, sebuah masa yang genting dalam proses pengaktifan mesin-mesin di pabrik. Seharusnya, PT PIM berkaca pada pengalaman yang lalu-lalu, jika start-up hendak dimulai harus dilakukan persiapan yang memadai. Mulai dari pemberitahuan kepada masyarakat akan  resiko bahaya, penyiapan tenaga emergency yang stand by dan penanganan secara teknologi yang mumpuni untuk mencegah kebocoran gas.

Tahun lalu, pada tanggal 28 April, terjadi kebocoran amonia yang menyebabkan puluhan warga harus dirawat di rumah sakit perusahaan, di samping 12 orang dirujuk ke Kesrem Lhokseumawe karena kondisinya tergolong gawat akibat rpapar amonia.