Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Ini Alasan Anak Menyontek
Oleh : Redaksi
Sabtu | 03-12-2016 | 13:02 WIB
Ilustrasi-Menyontek1.jpg Honda-Batam

Ilustrasi menyontek.

BATAMTODAY.COM, Batam - Menyontek bukanlah hal baru. Tidak hanya mereka yang mempunyai tingkat intelektual biasa, tapi juga siswa cerdas. Ada banyak alasan untuk menyontek.

 

Para pakar mengatakan bukanlah suatu kejutan jika para siswa menyontek. Anak-anak muda ini melihat kecurangan terjadi di mana-mana, di dunia olahraga, hiburan, bisnis, apalagi di dunia politik. Sepertinya budaya kita saat ini tidak lagi menghargai kejujuran, justru mengutamakan strategi menghalalkan segala cara untuk menang atau mendapatkan apa yang diinginkan.

Ulasan hasil riset berjudul Cheating in Academic Institutions, A Decade of Research yang dilakukan Donald L. McCabe dari Rutgers University, Linda Klebe Trevino (The Pennsylvania State University), dan Kenneth D. Butterfield (Washington State University) mengindikasikan terjadinya peningkatan yang dramatis soal jumlah pelajar yang menyontek.

Fakta juga menunjukkan yang menyontek bukan hanya pelajar dengan tingkat intelektual yang biasa-biasa saja, tapi juga mereka yang pandai dan aktif dalam kegiatan sekolah atau kampus.

Sebenarnya menyontek bukanlah hal baru dalam dunia pendidikan. Caranya saja yang berbeda dari masa ke masa. Berbagai peralatan elektronik mempermudah para siswa untuk menyontek. Sekitar 55 persen pelajar di University Presidents, Amerika Serikat, menyatakan plagiarisme meningkat dalam sepuluh tahun terakhir, dan 89 persen penyebabnya adalah Internet. Sekitar 82 persen mengakui telah menyalin dari Wikipedia dan sepertiga dari isi makalah mereka ambil dari Internet.

Ada banyak alasan untuk menyontek, dari persaingan ketat sampai ketidaksiapan siswa menghadapi ujian. Tapi, selain alasan pribadi, ada sebab umum yang bisa dijadikan fondasi guna membangun solusi. Mereka menyontek karena selama ini masyarakat sangat mengagungkan nilai hasil ujian. Dengan nilai itulah, siswa bisa naik ke jenjang berikutnya, bahkan bisa mendapatkan pekerjaan. Padahal nilai hasil ujian belum tentu bisa menggambarkan kualitas seorang siswa.

Jika universitas di Indonesia—juga perusahaan-perusahaan di Tanah Air—lebih menekankan kepada kualitas karakter, bisa dipastikan keinginan untuk menyontek akan turun drastis.

Sumber: Tempo.co
Editor: Yudha