Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Apa Kata Dokter Tentang Orgasme Perempuan? Ini Penjelasannya..
Oleh : Redaksi
Sabtu | 03-12-2016 | 09:02 WIB
orgasme.jpg Honda-Batam

Ilustrasi wanita sedang orgasme. (Foto: BBC)

BATAMTODAY.COM, London - Anda mungkin pernah membaca topik orgasme perempuan di majalah wanita bukannya dari ilmuwan, tetapi para peneliti dengan perlahan-lahan mulai mengkajinya dan seringkali pandangan mereka berbeda dengan tulisan di media.

 

Sebagian penyebabnya karena tubuh perempuan tidak dikaji sebanyak badan pria sehingga lebih sedikit dipahami. "Saya menyebutnya lingkaran api. Rasanya seperti api di lingkaran di antara paha dan itu adalah perasaan yang selalu ada, agak terbakar dan gatal jika berhubungan seksual atau memakai tampon, rasanya sangat sakit seperti diiris pisau."

Callista Wilson, seorang penata gaya fashion di San Fransisco, pertama kali mengalami hal ini ketika berusaha memakai tampon di usia 12 tahun. Baru pada usia 20-an dia akhirnya menemui dokter.

"Dia sepertinya sangat kebingungan karena masalah seperti ini bisa terjadi," kata Callista. "Dia mengatakan, Anda kelihatan normal jadi saya akan mengusulkan Anda bertemu terapis untuk membicarakan penyebab penyakit ini, pastinya hanya di kepala Anda."

Padahal masalah seksual yang dialaminya saat itu mempengaruhi semua bagian kehidupannya, katanya, menyebabkan depresi dan sulit dalam menjalin hubungan.

Akhirnya, setelah bertemu 20 dokter, dia menemui Dr Andrew Goldstein, direktur Center for Vulvovaginal Disorders di Washington DC, Amerika Serikat.

Dia mengatakan dirinya dilahirkan dengan jumlah syaraf yang 30 kali lebih banyak dari normal di bagian depan vagina, yang berarti jika alat kelaminnya disentuh, rasanya seperti terbakar.

Jalan keluarnya, pengangkatan lingkaran kulit di permukaan vaginanya. Setelah hal tersebut dilakukan, untuk pertama kalinya dia dapat melakukan hubungan seksual tanpa rasa sakit.

Masalah yang dihadapi Callista, congenital neuroproliferative vestibulodynia, bukan hal umum. Tetapi satu hal yang baru dipahami para peneliti adalah sangat beragamnya sistem syaraf pelvis.

Ketika Dr Deborah Coady, seorang ginekolog di New York, mulai mengkajinya dia menemukan syaraf di alat kelamin pria telah terpetakan, tetapi tidak terdapat informasi terkait perempuan. Coady kemudian bekerja sama dengan ahli bedah dan mendapatkan hasil yang menarik.

"Kami mengetahui kemungkinan tidak ada orang yang mirip terkait dengan percabangan syaraf pudendal," kata Coady.
"Cara percabangan (syaraf) menyebar di tubuh menyebabkan perubahan seksualitas, bagian yang peka pada satu orang kemungkinan berbeda di perempuan lain."

Syaraf pudendal adalah syaraf paling penting bagi terjadinya orgasme, yang mengaitkan alat kelamin dengan pesan ke otak terkait sentuhan, tekanan dan kegiatan seksual.

Coady juga menemukan bahwa setiap perempuan memiliki jumlah ujung syaraf yang berbeda pada setiap lima daerah erogenous di alat kelamin, klitoris, permukaan vagina, serviks, anus dan perineum.

"Hal ini penyebab mengapa sejumlah perempuan kemungkinan lebih peka di daerah klitoris, sebagian kemungkinan lebih peka hanya di bagian depan vagina," katanya.

Dan ini adalah alasan mengapa nasehat seksual secara umum di majalah perempuan sering kali tidak membantu. "Lima puluh persen orang kemungkinan akan bereaksi seperti yang dilaporkan di majalah," kata Coady. "Tetapi ada juga hal-hal lain, terkait dengan anatomi mereka karena keragaman syaraf kita, kemungkinan tidak bereaksi seperti disebut majalah."

Mitos besar lainnya diungkapkan laboratorium orgasme Dr Cindy Meston di University of Texas, Austin, Amerika Serikat.
Ketika Anda memikirkan laboratorium, Anda kemungkinan membayangkan permukaan putih dan keras, cahaya terang dan mikroskop, tetapi yang ini berbeda. Orang-orang yang terlibat dalam kajian Meston duduk di sofa kulit ungu di samping TV layar lebar, menonton video seks.

Sumber: BBC Indonesia
Editor: Dardani