Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Pertamina Olimpiade Sains 2016

Sumber Energi Baru, Menghasilkan Listrik dari CO2, Ombak, dan Sampah
Oleh : Redaksi
Rabu | 30-11-2016 | 13:02 WIB
olimpiade-pertamina1.jpg Honda-Batam

Pertamina Olimpiade Sains 2016

BATAMTODAY.COM, Batam - Sebanyak tiga proyek sains yang memenangi kategori Honorable Mention di ajang Pertamina Olimpiade Sains 2016 sama-sama mencoba meneliti tentang sumber energi listrik baru.

 

Proyek pertama dikerjakan oleh Albertus Joseph Kurniawan, mahasiswa Universitas Indonesia. Dia memenangi kategori "€œHonorable Mention"€ dengan judul proyek Mengubah CO2 dari Sumur Minyak Menjadi Methane dan Methanol.

Albertus bercerita ide awalnya berangkat dari banyaknya CO2 yang ditemukan pada sumur-sumur minyak, di antaranya sumur minyak Pertamina. Dengan menggunakan metode Farraday Electrolysis bertegangan 12 volt, Albertus bersama dua rekannya menghasilkan listrik tegangan tinggi, karena terbentuknya radikal bebas yang sangat reaktif.

Menurut Albertus, metode ini cocok untuk diterapkan di daerah industri minyak dan gas. Albert juga mengatakan bahwa listrik yang mereka hasilkan bisa lebih murah, karena menurut perhitungannya, bisa kurang dari Rp 1.000 perjamnya.

Berbeda dengan karya sains milik kelompok yang diketuai oleh Ruben Asido Mauliate, Mahasiswa Institut Teknologi Bandung. Judul hasil karya sains milik Ruben dan kedua rekannya adalah Mengembangkan Listrik dari Ombak Laut.

Ruben bercerita, timnya melakukan riset kecil dan menemukan bahwa energi solar (matahari) dan angin ternyata tidak cocok dengan Indonesia. Justru energi lautlah, melalui ombaknya, yang memiliki potensi yang tinggi untuk dikembangkan.

Ruben beserta kedua rekannya membangun kerangka pembangkit listrik mini untuk ditempatkan di lepas pantai. Dengan pelampung, mereka menangkap energi gerakan ombak dan memanfaatkan gerakan ombak yang naik untuk menstabilkan putaran, sehingga daya yang dihasilkan lebih stabil.

Hasil karya sains milik Sadiyyatul Azizah dan kedua rekannya juga tak kalah menarik. Sayyidatul Azizah dan kedua rekannya adalah mahasiswa Universitas Brawijaya Malang. Judul karya sains mereka adalah Pengaplikasian Sistem Mocrobal Fuel Cell (MFC) Pada Sarana Instalasi Pengolahan Air limbah Lindi.

Azizah mengatakan, air lindi merupakan air yang keluar dari timbunan sampah, termasuk air hujan dan timbunan-timbunan sampah. Proyek ini mengaplikasikan system microbial Fuel Cell (MFC) pada sarana instalasi pengolahan air limbah lindi yang bertujuan untuk mendapatkan energi listrik sekaligus mengurangi pencemaran lingkungan.

"Air limbah lindi ini masuk dalam kategori limbah bahaya berbahaya dan beracun (B3), jadi apabila tidak diolah akan mencemari lingkungan,"€ ujar Azizah.

Sumber: CNN Indonesia
Editor: Yudha