Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

PGRI Provinsi Kepri akan Perjuangkan Pengangkatan PNS Bagi Guru Honor
Oleh : Habibie Khasim
Senin | 21-11-2016 | 18:38 WIB
Gubernur-buka-PGRI.gif Honda-Batam

Gubernur Kepri, Nurdin Basirun membuka seminar PGRI (Foto: Habibie Khasim)

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Provinsi Kepulauan Riau, akan memperjuangkan nasib guru honorer yang ada di Kepulauan Riau. 

Ketua PGRI Provinsi Kepri, Huzaifa Dadang Abdul Gani mengatakan, ada beberapa hal yang PGRI Provinsi Kepri perjuangan untuk guru, pertama memperjuangkan agar tunjangan guru diberikan bersamaan dengan gaji, kedua, uji kompetisi guru tidak dilakukan tiap tahun, tetapi saat ada pemetaan saja, dan  memperjuangkan pengangkatan PNS bagi guru honor.

"Yang terpenting adalah memperjuangkan Undang-Undang perlindungan profesi guru. Hal ini, karena guru selalu dihadapkan dengan persoalan hukum jika hendak meningkatkan disiplin kepada siswanya. Mudah-mudahan perjuangan ini akan berhasil, menuju guru profesional, sejahtera, dan terlindungi," tutur Dadang, saat ditemui di Hotel CK Tanjungpinang dalam rangka pelaksanaan Seminar "Membangkitkan Kesadaran Kolektif Guru dan Meningkatkan Mutu Pendidikan", Senin (21/11/2016).

Sementara itu, khusus untuk Tanjungpinang, Ketua PGRI Tanjungpinang, Encik Abdul Hajar, meminta Pemprov Kepri dapat menampung seluruh honorer yang ada di Sekolah Menengah Atas Tanjungpinang. Mengingat SMA sederajat saat ini sudah menjadi wewenang dari Pemerintah Provinsi Kepri.

"Yang jelas, kita berharap Pemprov Kepri bisa menerima sepenuhnya guru-guru honorer yang dari SMA sederajat di Tanjungpinang, tidak hanya mengambil yang PNS-nya saja, kan mereka juga selama ini bisa membantu. Kalau PNS saja kita akan kekurangan guru," tutur Encik saat ditemui di tempat yang sama.

Encik mengatakan, memang jika tidak ditampung oleh Pemprov Kepri, Pemerintah Kota siap menampung. Akan tetapi, sebaiknya menurut Kepala SMA Negeri 2 Tanjungpinang tersebut, Pemprov Kepri mengambilnya secara utuh, yaitu beserta dengan tenaga honorer yang ada.

Encik memperkirakan, ada sekitar 200 orang guru honorer yang ada di Tanjungpinang dan bekerja di SMA sederajat. Makanya diharapkan, dengan jumlah yang tidak seberapa tersebut, Pemprov bisa menampung dan mengalokasikan anggaran untuk honor para guru tidak tetap tersebut.

"Kita pasti kekurangan guru jika mereka tidak ditampung. Ya, mungkin Pemprov Kepri bisa saja mencari tenaga honorer lain, tapi kalau sudah ada, kenapa cari yang lain lagi. Kita berharap besar lah, semoga Pemprov Kepri bisa menampung mereka," tuturnya.

Editor: Udin