Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Lingga Butuh Pupuk Organik 3-5 Ton untuk Satu Hektar Sawah
Oleh : Nurjali
Jum'at | 28-10-2016 | 17:02 WIB
sawah-di-Lingga.jpg Honda-Batam

Gubernur Kepri Nurdin Basirun dan Bupati Lingga Alias Wello saat menabur pupuk di sawah. (Foto: Batamtoday.com)

BATAMTODAY.COM, Daiklingga - Terkait pemenuhan kebutuhan pupuk organik untuk lahan persawahan yang telah tercetak di Kabupaten Lingga, Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan (Distanhut) Kabupaten Lingga Rusli Ismail mengatakan, saat ini masih menunggu pengesahan APBD-P 2016 yang belum dievaluasi oleh Gubernur Kepri.

 

"Iya saat ini kita masih menunggu evaluasi dari gubernur karna pengadaan pupuk subsidi dari kita ada didalam APBD-P itu," ungkap Rusli saat dihubungi melalui telpon selulernya, Jumat (28/10/2016).

Dia mengatakan, kebutuhan pupuk organik tersebut idealnya membutuhkan 3-5 ton untuk satu hektar lahan sawah yang telah dicetak. Hal itu guna mendukung kualitas pada padi yang akan dihasilkan nantinya.

"Idealnya kita butuh 3 sampai 5 ton pupuk organik dalam setiap satu hektar lahan dan itu tidak dicampur dengan jenis pupuk yang lainnya," kata Rusli

Dikatakannya, sejauh ini kendala dilapangan dengan target realisasi awal untuk 100 Ha lahan persawahan organik yang berada di Desa Bukit Langkap, Kecamatan Lingga Timur hanya tinggal menunggu pengesahan APBD P itu saja. Sementara untuk hal yang lainnya tidak ada.

"Permasalahan kita hanya menunggu itu saja, sementara yang lain tidak ada dan juga kita sudah menjajaki keberadaan pupuk organik tersebut, di Tanjung Pinang ada itu," ungkapnya.

Sementara mengenai upaya yang dilakukan pihaknya terhadap keterbatasan pupuk, dilanjutkan Rusli sudah dibicarakan kepada pemerintah daerah maupun pusat.

Untuk itu dirinya berharap, mengenai ketersedian pemenuhan kebutuhan pupuk subsidi dalam hal ini pupuk organik pemerintah daerah wajib membangun pabrik pupuk organik sendiri dengan skala yang lebih besar.

Mengingat saat ini untuk kebutuhan tersebut Pemda sendiri harus mendatangkan dari luar daerah dikarnakan pabrik pupuk lokal di Lingga masih dalam skala yang kecil.

"Kita berharap ada lah satu pabrik pupuk organik di lingga ini, Karna apabila lahan yang sudah tercetak hingga 5000 hektar, tentunya akan membutuhkan ketersediaan pupuk yang sangat besar. Bukan apa, kita kalau bisa kedepannya jangan sampai mendatangkan dari luar. Sebab takut tercemar dan juga tidak bisa dikontrol kalau dari luar. Takutnya organik tidak murni. Apalagi keinginan Mentan ingin Lingga menjadi lumbung padinya Indonesia otomatis itu akan diekspor nantinya," Imbuhnya.

Editor: Dardani