Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Kenapa Orang Sulit Berhenti Makan, Ini Alasannya ...
Oleh : Redaksi
Minggu | 02-10-2016 | 09:00 WIB
makanbanyak.jpg Honda-Batam

Ilustrasi

BATAMTODAY.COM - Bagi kebanyakan orang, urusan makan hanya dilakukan pada saat lapar saja. Namun sebagian lain merasakan hal yang berbeda, selalu ingin makan lagi dan lagi.

 

Keinginan makan yang seolah tak ada henti itu disiasati banyak cara, mulai dari mengikuti pola diet tertentu hingga memperkecil ukuran wadah makan demi mengatur jumlah asupan.

Berikut ini, beberapa alasan yang menyebabkan seseorang merasa selalu lapar hingga sulit untuk berhenti makan:

Dehidrasi

Salah satu faktor pertama yang menyebabkan keinginan makan menjadi tak terkendali adalah karena dehidrasi atau kekurangan cairan tubuh, seperti yang dilansir Daily Meal.

Kekurangan cairan dapat menyebabkan tubuh merasa lebih letih dibanding biasanya. Kondisi ini merangsang tubuh untuk meminta kalori lebih guna mengganti situasi letih yang dirasakan tubuh. Inilah yang merangsang timbulnya perasaan ingin makan.

"Kondisi ini terjadi di hipotalamus, atau bagian otak yang mengatur rasa ingin makan dan haus. Ketika dehidrasi yang dirasakan, sensasi tersebut saat melewati hipotalamus dapat diartikan untuk mengambil keripik kentang, alih-alih air mineral," kata Alissa Rumsey, dari American Academy of Nutrition and Dietetics.

Ketidakseimbangan Hormon

Dalam sebuah pengujian pada tikus yang dirilis di jurnal Cell Reports ditemukan fakta bahwa ketika hormon glukagon-like peptide-1 (GLP-1) berkurang di pusat sistem saraf, tikus cenderung akan mengonsumsi berlebih dan tinggi lemak.

Sebaliknya, ketika kandungan hormon ini meningkat, tikus akan cenderung makan lebih sedikit dan kurang tertarik pada makanan berlemak. Para peneliti percaya, sistematika ini sama seperti dalam kasus kecanduan obat dan alkohol.

Zhiping Pang, asisten profesor dari Rutgers University mengatakan bahwa makan secara berlebihan atau adiksi makanan, dapat dikategorikan gangguan pada saraf-psikiatrik.

Seperti yang dilansir Daily Meal, dengan memahami peran sistem saraf dalam pola konsumsi melalui GLP-1, Pang mengatakan akan mungkin menyediakan terapi yang lebih spesifik dan minim efek samping.

Permintaan Tubuh

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh University of Princeton menemukan bahwa ketika seseorang mengonsumsi gula, gula akan merangsang pelepasan senyawa setara dengan opioid dan dopamin yang berpontensi menyebabkan ketagihan.

Kondisi ketagihan makanan ini terkait dengan perubahan senyawa kimia pada otak yang mirip ketika seseorang ketagihan obat-obatan. Ini menegaskan anggapan bahwa mengonsumsi gula membuat seseorang ketagihan.

Sumber: CNN Indonesia

Editor: Surya