Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Surat Kurban di Idul Adha untuk Pemimpin di Negeri Segantang Lada dari Aktivis Buta Aksara
Oleh : Nur Jali
Senin | 12-09-2016 | 12:14 WIB
Bersama-anak-suku-laut.gif Honda-Batam

Deansy Diaz bersama anak-anak di pulau Mensemut (Foto: Nur Jali)

BATAMTODAY.COM, Daiklingga - Pagi ini, Senin, 12 September 2016, wartawan BATAMTODAY.COM di Lingga, Nur Jali, mendapat kiriman surat dari sebuah akun Facebook yang selama ini gencar mempublikasikan berbagai kegiatan anak-anak di pedalaman pulau-pulau Kabupaten Lingga. Surat elektronik tersebut dikirimkan khusus kepada para pemimpin di Negeri Segantang Lada Bunda Tanah Melayu.

Si pengirim adalah Deansy Diaz, aktivis buta aksara yang pernah mendapat penghargaan dari Bupati Lingga saat Hari Pendidikan Nasional Mei lalu. Sebagai aktivis buta aksara, Deansy tentunya berkeliling ke banyak pulau-pulau kecil di pesisir Kabupaten Lingga. Masyarakat asli tempatan atau sering disebut Suku Laut sudah menjadi keluarga bagi Deansy.

Berikut Surat terbuka yang dikirimkan Deansy ke Bupati, Wakil Bupati, Gubernur Kepri dan Anggota DPRD.

Buat Bapak Bupati , Wakil Bupati, Anggota Dewan, SKPD-SKPD dan seluruh masyarakat Lingga.

Pulau Mensemut perkampungan Suku Laut, dihuni kurang lebih 17 kepala keluarga, yang rata-rata beragama Islam. Jarak tempuh dari Desa Penaah kurang lebih 1 jam 40 menit dan jarak tempuh dari Pulau Buluh sekitar 1 jam 30 menit.

Banyak sekali permasalahan di sini, salah satunya susahnya air bersih untuk kebutuhan sehari-hari. Tidak adanya tempat ibadah seperti mushola tempat mereka beribadah.

Dana ADD tidak bisa berbuat banyak, karena Pulau Mensemut tidak bisa dibangun karena rawan bencana.

Saya sebagai tim aktivis buat Suku Laut memohon, tolonglah bantu bagaimana solusinya. Karena masyarakat Suku Laut Mensemut, ingin mempunyai mushola untuk mereka beribadah. Karena Suku Laut di Pulau Mensemut saat ini taat beribadah, anak-anak juga pandai mengaji.

Saya sudah beberapa kali membujuk mereka agar pindah dari Pulau Mensemut, mengingat rawannya tempat tersebut, tapi mereka tidak mau. Karena mata pencarian mereka di pulau itu lumayan baik. Kalau mereka pindah dari pulau itu, apakah pencarian mereka akan lebih baik dari Pulau Mensemut?

Sekarang mari kita sama-sama memikirkan, Bagaimana membantu mereka untuk membangun Mushola tempat mereka beribadah, mari saudara-saudaraku seiman, kita sumbangkan sedikit rezki kita untuk Mushollah. Untuk tempat ibadah mereka.

Demikian dituliskan Deansy di surat terbuka tersebut, mungkin dirinya tidak berniat mencari sensasi. Tapi inilah cara aktivis buta aksara ini menyampaikan aspirasinya.

Editor: Udin