Ditemukan Tewas di Apartemen Lai Lai

BATAMTODAY.COM, Batam - Jenazah Mohamed Isa bin Omar, warga negara asing (WNA) asal Singapura yang ditemukan membusuk di kamar 402 indekos atau apartemen Lai Lai Nagoya, Batam, Selasa (6/8/2016), hingga kini masih disemayamkan di ruang penyimpanan jenazah Rumah Sakit Bhayangkara Polda Kepri.

Meski sudah memastikan bahwa penyebab kematiannya karena sakit, namun sejauh ini Kapolsek Batuampar, Kompol Arwin Awientama, belum mengetahui pasti proses selanjutnya untuk jenazah tersebut.

"Setelah dilakukan visum, kematiannya disebabkan karena sakit, dan itu dinyatakan oleh dokter," ungkap Arwin, Kamis (8/9/2016) sore.

Dijelaskan Arwin, ia belum mengetahui proses selanjutnya untuk proses mayat tersebut apakah akan dimakamkan di Batam atau bagaimana, dikarenakan untuk pegawasan maupun proseduralnya sudah diserahkan ke Satuan Intel Mapolresta Barelang.

"Kita belum tahu bagaimana proses selanjutnya. Apakah keluarga sudah datang atau belum, sekarang sudah menjadi tugas bagian pegawasan orang asing Intel Polresta Barelang. Karena yang bersangkutan WNA, semua ditangani Sat Intel," jelas Arwin.

Meski demikian, sumber BATAMTODAY.COM mengungkapkan, keluarga almarhum Mohamed Isa bin Omar telah tiba dari Singapura dan meminta agar jenazah keluarganya itu dimakamkan saja di Batam. Prosesnya sudah dilakukan dengan menghubungi sejumlah pihak berwenang.

Berita sebelumnya, sesosok mayat pria ditemukan tergeletak degan posisi telungkup di lantai 4 kamar 402 indekos Lai-Lai Complek Nagoya Square Blok C Nomor 72-74. Belum diketahui penyebab kematiannya, namun kondisinya sudah bengkak dan membusuk, Selasa (6/9/2016) sore.

Dari data yang didapat, diketahui pria tersebut merupakan warga negara asing (WNA) asal Singapura bernama Mohamed Isa Bin Omar berusia 67 tahun. Saat ditemukan, ia hanya mengenakan celana dalam.

Saat ini, pihak Polsek Batuampar serta Tim Identifikasi Polresta Barelang tengah berada di lokasi untuk melakukan olah TKP. Selain tubuh sudah membusuk, lantai di sekitar tubuhnya tergeletak dipenuhi darah yang sudah mengering.

Editor: Dardani