Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Masyarakat Keluhkan RSL Daik yang Belum Miliki Bank Darah
Oleh : CR7
Kamis | 25-08-2016 | 17:38 WIB
RSL-Daik-Lingga-edit.gif Honda-Batam

RSL Daik di Daiklingga (Foto: Bayu)

BATAMTODAY.COM, Daiklingga - Masyarakat keluhkan pelayanan Rumah Sakit Lapangan (RSL) Daiklingga yang hingga kini belum memiliki bank darah. Dampaknya setiap pasien yang membutuhkan transfusi darah harus berupaya mencari golongan yang sama untuk didonorkan.

Seorang warga Daik, Fahrul Anshori, yang juga saat ini menyandang status mahasiswa di Batam kepada BATAMTODAY.COM mengakui dan merasa kecewa dengan fasilitas di RSL Daik, karena baru-baru ini salah satu keluarganya masuk RSL dan memerlukan transfusi darah, sementara Rumah Sakit tak memiliki bank darah atau tempat penyimpanan darah.

"Sampai kapan RSL baru bisa memiliki bank darah. Coba pikirkan, Kabupaten Lingga memasuki usia 12 Tahun. Ini bukan lagi setahun jagung. Katanya masalah kesehatan menjadi paling utama, kenyataannya?," papar Fahrul Anshori dengan nada kecewa.

Dia juga menyoroti, Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Lingga yang pernah dibentuk pemerintah daerah beberapa tahun lalu yang sampai hari ini belum menunjukkan fungsinya sebagai penyedia darah dan pendonor.

"Jika pasien memerlukan darah, siapa yang harus dihubungi. Persediaan tidak ada, sedangkan daftar nama pendonor yang seharusnya sudah didata oleh PMI juga tidak ada. Coba pikirkan, jika pasien itu dari pulau, dan tidak tahu seluk beluk Daik, bisa-bisa nasib pasien bertambah parah," celotehnya.

Cerita mahasiswa jurusan hukum ini lagi, ingin mendapatkan darah, dia harus menelepon teman-temannya yang ada di Daik Lingga dan meminta bantuan mencari darah golongan O. Sedangkan dia sekarang ini berada di Batam.

"Rasanya tidak etis, sekelas RSL Daik tidak memiliki tempat penyimpanan darah dan PMI sendiri, cuma dibentuk saja namun tidak ada manfaat buat masyarakat," ketusnya.

Di ruang kerjanya, Sekretaris RSL Daik Lingga, Yulianda Dwi Putra menuturkan, terkait tempat penyimpanan darah, memang belum mereka miliki, akan tetapi data nama-nama pendonor mereka miliki di meja keperawatan dan kebidanan.

Kabid Perlindungan Sosial dan Penanggulangan Bencana Dinas Sosial, Abdullah Sani (Foto: Bayu)

"Setiap ada yang memerlukan transfusi darah, bisa menghubungi nomor yang telah ada. Dan kami dari RS juga mengajukan tempat penyimpanan darah melalui dana pusat," jelasnya.

Dia juga mengaku, tahun 2015 lalu, RSL pernah mengajukan ke Kementrian Kesehatan RI melalui Dinkes Perovinsi Kepri. Meski anggaran itu dapat, namun dibagikan di dua RS, Dabo dan Daik, sehingga anggaran tidak mencukupi, sementara kedua RS memerlukan peralatan lainnya.

"Kita mengajukan kemarin melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) melalui Dinkes Kepri. Tahun ini, kita kembali mengajukan ke Kementrian Kesehatan, supaya RS dapat memiliki tempat penyimpanan darah," imbuhnya.

Editor: Udin