Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Sunat Perempuan Jadi Perdebatkan Sengit di Rusia
Oleh : Redaksi
Jum'at | 19-08-2016 | 09:14 WIB
dagestanbyafp.jpg Honda-Batam

Penampakan Kota Dagestan yang memiliki sejumlah desa terpencil dan puluhan kelompok etnis. (Foto: AFP)

BATAMTODAY.COM, Dagestan - Sebuah laporan tentang sunat perempuan (FGM) di wilayah Kaukasus Utara memicu perdebatan sengit di Rusia, karena sejumlah ulama membela praktik tersebut.

 

Kelompok masyarakat sipil menemukan FGM umum terjadi diantara Muslim di pedesaan bukit Dagestan. Praktek pemotongan alat kelamin wanita dilakukan di rumah-rumah penduduk.

Pimpinan Muslim Kawasan, Ismail Berdiyev, yang mengisyaratkan bahwa semua wanita harus disunat, kemudian menarik pernyataannya.Tetapi seorang pendeta senior Kristen Ortodoks, Vsevolod Chaplin, mendukungnya.

Dalam sebuah posting Facebook, Chaplin menulis "simpatinya kepada mufti, dan saya berharap dia tidak akan mundur dari posisinya karena teriakan dan perdebatan yang akan mulai terjadi sekarang".

"Kami Kristen Ortodoks memiliki tradisi yang berbeda, tetapi ini tidak pernah menghentikan kami untuk menghormati tradisi warga tetangga," tulisnya.

Dia mengatakan FGM tidak diperlukan wanita Kristen Ortodoks "karena mereka tidak suka berzinah". Tetapi dia mendukung pernyataan mufti bahwa Tuhan menciptakan "wanita agar mereka dapat melahirkan dan memelihara anak".


"Feminisme adalah kebohongan abad ke-20," tambahnya.

Sumber: BBC Indonesia
Editor: Dardani