Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Sebut Negara Teroris, Donald Trump Terancam Dicekal di Filipina
Oleh : Redaksi
Selasa | 09-08-2016 | 12:26 WIB
donal-trump.jpg Honda-Batam

Seorang anggota parlemen Filipina berusaha secara permanen melarang capres AS dari Partai Republik, Donald Trump, mengunjungi negara itu. (Sumber foto: Reuters)

BATAMTODAY.COM, Filipina - Seorang anggota parlemen Filipina berusaha untuk secara permanen melarang calon presiden Amerika Serikat dari Partai Republik Donald Trump mengunjungi negara itu, menyusul pernyataan Trump yang menyebut Filipina sebagai salah satu "negara teroris."

Trump tidak memiliki bisnis utama di Filipina, tetapi pengembang Century Properties Group Inc tengah membangun Trump Tower di Filipina senilai US$150juta. Gedung itu dibangun di bawah lisensi dari taipan real-estate AS itu.

Dalam RUU yang diajukan di parlemen Filipina, pejabat Kongres Joey Salceda menyatakan, "Tidak ada dasar layak atau pembenaran yang wajar dengan label Filipina sebagai "negara teroris" atau warga Filipina menjadi kuda Trojan."

Salceda mengacu pada komentar Trump di sebuah kampanyenya pada Kamis (4/8/2016) di Portland, Maine, di mana Trump kembali menyinggung imigran.

"Kami membiarkan orang-orang datang dari negara-negara teroris. Itu seharusnya tidak diperbolehkan karena Anda tidak bisa memprediksi mereka. Tidak ada cara untuk memeriksa mereka, Anda tidak tahu siapa mereka. Ini bisa menjadi kuda Trojan besar sepanjang masa," kata Trump dalam pidato yang direkam dan diunggah ke YouTube.

"Seorang imigran dari Afghanistan yang kemudian mengajukan suaka AS dan menerima kewarganegaraan AS, seorang penduduk tetap yang ilegal dari Filipina yang bergabung dengan Al-Qaidah dan Taliban untuk membunuh sebanyak mungkin orang Amerika," kata Trump, dikutip dari Reuters, Senin (8/8).

Warga keturunan Filipina yang tinggal di AS berjumlah sekitar 4 juta orang, yang membentuk populasi Asia terbesar kedua di Amerika, menurut Salceda, mengutip data dari Departemen Luar Negeri AS.

Trump selama ini kerap meluncurkan komentar kontroversial soal imigran dan warga Muslim. Salah satu janji Trump dalam kampanyenya adalah membangun tembok di sepanjang perbatasan Meksiko untuk mencegah imigran ilegal dan melarang umat Muslim memasuki AS. (Sumber: Reuters)

Editor: Udin