Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Kapolri Ungkap Bahrun Naim Ajari Kelompok Gigih Rahmat Luncurkan Roket ke Singapura
Oleh : Redaksi
Minggu | 07-08-2016 | 08:15 WIB
Tito1.jpg Honda-Batam

Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian 

BATAMTODAY.COM, Yogyakarta - Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Mabes Polri telah berhasil meringkus 6 terduga teroris di Batam, Kepulauan Riau. Mereka ditangkap sebelum melancarkan aksinya untuk menyerang Marina Bay, Singapura.

 

Aksi teror para terduga teroris itu direncanakan dengan cara meluncurkan roket. Namun polisi tidak menemukan roket yang dimaksud lantaran aksi teror itu masih sebatas rencana.

"Bahrun Naim memerintahkan mereka untuk menyerang Singapura, dengan roket, katanya. Di Batam juga diperintahkan melakukan serangan. Tapi kita tidak menemukan roket yang dimaksud," kata Kapolri Jenderal Tito Karnavian di Hotel Tentrem, Yogyakarta, Sabtu (6/8/2016).

Tito menyebut bahwa keenam orang tersebut belum mampu membuat roket. Tito mengatakan bahwa Bahrun Naim yang mengajari keenamnya untuk membuat roket tersebut.

"Mereka masih sedang mencari seperti apa bentuknya, apakah mortir, apakah seperti granat launcher atau apa, tapi mereka belum berhasil. Yang jelas mereka komunikasi dan Bahrun Naim mengajari cara-cara buat roket melalui internet. Kan sekarang semuanya gampang sekali melalui internet. Ada istilahnya yang namanya online training, jadi latihannya melalui internet," jelas Tito.

Tito mencontoh kasus rencana pengeboman yang di Surabaya. "Ada tiga orang yang ditangkap dua bulan lalu, itu kan mau nyerang suatu tempat di Surabaya. Ternyata dari pengakuan yang bersangkutan dia diajari sama Bahrun Naim di internet cara membuat bom, dan bomnya itu kita dapatkan," jelas Tito lagi.

Karena itu, Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengaku telah berkomunikasi dengan otoritas Singapura terkait dengan 6 terduga teroris yang ditangkap di Batam. Para terduga teroris itu ditangkap sebelum lantaran diduga hendak meluncurkan roket ke Marina Bay, Singapura.

"Mereka sudah menghubungi kita, menghubungi saya juga sudah. Minggu depan mereka akan datang ke Jakarta," katanya.

Tito juga mengatakan bahwa pihaknya akan menyelidiki sidik jari dan paspor keenam orang tersebut. Hal itu dilakukan untuk mengetahui jejak-jejak para terduga teroris itu.

"Kita juga akan selidiki melalui sidik jari dan ada paspor, nanti kita dalami apakah 6 orang ini pernah nyeberang ke sana (Singapura)," ucapnya.

Meskipun saat penangkapan tak ditemukan adanya roket, Tito mengatakan timnya tetap melakukan pendalaman terkait hal itu. Memang sebelumnya Tito juga mengungkap bahwa para terduga teroris itu baru sebatas berencana meluncurkan roket dan belajar membuat roket itu dari Bahrun Naim yang telah bergabung dengan ISIS.

"Kita melakukan pendalaman terus sampai kita dapat bukti-buktinya. Kita sudah ikuti kelompok ini cukup lama, hampir dua bulan tiga bulan," katanya.

Diminta waspada
Pada kesempatan itu, Kapolri Jenderal Tito Karnavian meminta jajarannya untuk waspada menjelang peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus mendatang. Dia menyebut ada modus-modus baru yang dilakukan oleh para pelaku teror.

"Kita waspadai saja. Saya sudah ingatkan kepada seluruh wilayah 17 Agustus itu," kata Tito.

Tito menyebut adanya modus baru yang dilancarkan pelaku teror seperti yang terjadi di Nice, Prancis pada 14 Juli lalu. Saat itu sebuah truk menabrak ratusan orang yang tengah merayakan Bastille Day yang diperingati sebagai hari kemerdekaan Prancis setiap tahunnya.

"Karena ada modus baru yaitu yang di Nice, Prancis itu, pada waktu hari Bastille, hari kebesaran, hari nasionalnya Prancis. Saat orang berkumpul kemudian ditabrak itu. Nah ini saya sudah ingatkan juga kepada seluruh wilayah untuk mewaspadai modus-modus seperti ini," kata Tito.

Meskipun demikian, Tito mengaku belum ada informasi tentang adanya ancaman yang serius. Namun Tito tetap meminta jajarannya siap siaga. "Kita tetap antisipasi," sebutnya.

Expand