Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Gerakan Nasional Pasal 33 untuk Trisakti KPP PRD

Darurat Konflik Agraria Petani Karawang
Oleh : Siaran Pers
Jum'at | 05-08-2016 | 10:01 WIB
Aris-Wiyono.jpg Honda-Batam

Wakil Ketua Umum Komite Pimpinan Pusat Partai Rakyat Demokratik (KPP-PRD) Alif Kamal (Sumber foto: repelitaonline)

BATAMTODAY.COM, Karawang - Sejak malam, solidaritas dari anggota STTB berdatangan dari luar desa yang sedang menjadi lokasi kericuhan kemarin. Semangat melakukan perlawanan semakin tinggi karena areal lahan mereka juga berpotensi mengalami hal yang sama dengan areal lahan anggota STTB di Dusun Cisadang, Desa Wanajaya.

Massa yang berkumpul mulai banyak setelah mendengar ada rekannya sesama anggota serikat tani yang ditabrak buldozer. Rencana masyarakat akan tetap bertahan menghadang laju buldozer jika masuk ke areal garapannya.

Sejak pagi pada Rabu (3/8/2016), beberapa unsur pimpinan, seperti Dandim Karawang, Kapolres Karawang, Camat Teluk Jambe Barat, Kades Wanajaya, dan lainnya melakukan rapat koordinasi membahas perkembangan situasi. Hasil rapat koordinasi adalah mereka meminta bertemu masyarakat dan pengurus STTB secara kekeluargaan untuk meredakan situasi.

Perwakilan STTB, STN dan GNP 33 akan melaporkan tindakan Polres Karawang yang melawan surat Menteri dan berpihak pada salah satu pihak yang berkonflik kepada Mabes Polri.

Pada hari Selasa (2/8/2016) kemarin, perwakilan STTB, STN, dan GNP 33 telah melaporkan situasi di lokasi konflik kepada Menkopolhukam, Menteri ATR, Komnasham, Ombudsman, Kantor Staff Presiden, dan Kapolri agar pasukan brimob dan yang lainnya ditarik dari lokasi.

Sebelumnya, Kapolsek Teluk Jambe Barat menginfokan pada pengurus serikat tani bahwa PT Pertiwi Lestari akan melakukan pemagaran area yg disengketakan dengan pengawalan 4000 personel polisi (brimob, dalmas, dll)

Sore hari mobilisasi pasukan polisi sudah mulai dilakukan dan membangun tenda di lokasi.

Senin, 1 Agustus 2016
08.00 : buldozer mulai bekerja diluar pagar areal yg dikuasai masyarakat.

10.00 : Kapolres mendatangi posko petani dan menyampaikan tidak akan menggusur tapi hanya pengamanan. Mengundang perwakilan untuk pertemuan dengab muspida jam 2 siang. Dan buldozer tetap kerja diluar pagar tanah warga.

02.00 – 05.00 : Rapat perwakilan dengan muspida isinya lebih pada pernyataan keberpihakan muspida pada perusaahaan. Surat Menteri Agraria dan Tata Ruang yg isinya menstatusquokan lahan konflik dianggap tidak benar dan menyalahi aturan.

19.00 – 24.00 : buldozer kerja terus menerus

Selasa, 2 Agustus 2016
08.00 : Buldozer dan ekcavator mulai bekerja lagi dengan pengamanan ketat polisi.

12.00 : alat berat istirahat dengan kondisi sudah di depan persis pagar tanah warga

15.00 : warga adu mulut dengan pihak PT Pertiwi Lestari. Secara sadar PT Pertiwi Lestari menyatakan akan melawan Surat Menteri ATR yg men statusquo kan areal konflik. Buldozer mulai kerja dan membongkar pagar tanah warga, warga melakukan perlawanan dengan memasang badan didepan buldozer. Buldozer menabrak warga dan beberapa warga pingsan. Kapolres menarik mundur pasukan dan mengganti dengan water cannon.

17.00 : massa dari warga masih bertahan dan kapolres menyuruh lapor ke mabes kalo tidak terima.
Surat menteri bukan urusan dia ujarnya. Kapolres sudah jelas melanggar aturan dengan berpihak pada salah satu pihak yang berkonflik.

Warga yg pingsan:
1. Pak Madhari.
2. Bu Anis.
3. Pak Ganda
4. Bu Anih.

“Salam Gotong royong”

Aris Wiyono ( STTB )
081218829415/085773029434

Yoris Sindhu Sunarjan (STN/GNP 33)
081369921360

Editor: Udin