Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Industri Manufaktur Jadi Penggerak Ekonomi, Target Pertumbuhan 2025 Optimistis Tercapai
Oleh : Redaksi
Kamis | 06-02-2025 | 14:04 WIB
Menperin-Agus11.jpg Honda-Batam
Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita. (Kemenperin)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Industri manufaktur terus menunjukkan tren positif sebagai tulang punggung pertumbuhan ekonomi nasional. Sepanjang tahun 2024, sektor industri pengolahan nonmigas mencatatkan pertumbuhan sebesar 4,75 persen, meningkat dibanding tahun sebelumnya yang tumbuh 4,69 persen.

Capaian ini memperkuat posisi sektor manufaktur sebagai kontributor utama terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia, yang pada tahun lalu tumbuh sebesar 5,03 persen.

Kinerja positif juga tercermin dalam pertumbuhan industri pengolahan nonmigas pada triwulan IV tahun 2024 yang mencapai 4,89 persen. Angka ini lebih tinggi dibandingkan triwulan III yang tumbuh 4,84 persen serta periode yang sama di tahun 2023 sebesar 4,49 persen.

Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, menegaskan pentingnya kebijakan strategis untuk mendorong efisiensi, produktivitas, daya saing, serta keberlanjutan sektor manufaktur. "Industri manufaktur terbukti menjadi tulang punggung ekonomi nasional. Diperlukan kebijakan yang dapat memperkuat sektor ini agar semakin kompetitif di pasar global," ujarnya, dalam keterangan resmi di Jakarta, Rabu (5/2/2025).

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), industri logam dasar menjadi pendorong utama dengan pertumbuhan mencapai 13,34 persen, didorong oleh meningkatnya permintaan ekspor. Selain itu, industri makanan dan minuman mencatatkan pertumbuhan 5,90 persen berkat tingginya konsumsi dalam negeri dan permintaan global. Sektor industri barang logam, komputer, elektronik, dan peralatan listrik juga mengalami pertumbuhan positif sebesar 6,16 persen, didorong oleh ekspor komponen elektronik dan peralatan listrik.

"Indeks Kepercayaan Industri (IKI) dan PMI manufaktur yang berada di zona ekspansi menunjukkan optimisme pelaku industri dalam menghadapi tahun 2025. Meskipun ada tantangan ekonomi dan politik global, industri manufaktur Indonesia tetap percaya diri," tambah Agus Gumiwang.

Presiden Prabowo Subianto menegaskan komitmennya untuk mendukung kebangkitan industri nasional melalui berbagai kebijakan probisnis, termasuk perpanjangan program Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) untuk industri. Sementara itu, pemerintah juga berencana mencabut kebijakan relaksasi impor produk jadi untuk melindungi pasar domestik dan mendorong daya saing industri nasional.

Dengan adanya kebijakan yang mendukung, Kementerian Perindustrian optimistis target pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 8 persen pada tahun 2025 dapat tercapai. "Kami yakin melalui berbagai stimulus dan kebijakan strategis, sektor industri dapat semakin bergeliat dan berkontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi," kata Agus.

Kinerja ekspor industri pengolahan nonmigas sepanjang 2024 mencapai USD 196,54 miliar, menyumbang 74,25 persen dari total ekspor nasional sebesar USD 264,70 miliar. Nilai ekspor ini tumbuh 5,33 persen dibanding tahun 2023, memperkuat peran sektor manufaktur sebagai penggerak ekonomi nasional.

Sementara itu, investasi di sektor industri manufaktur juga mencatatkan pertumbuhan signifikan. Realisasi investasi manufaktur sepanjang 2024 mencapai Rp 721,3 triliun, atau 42,1 persen dari total investasi nasional yang mencapai Rp 1.714,2 triliun. Angka ini meningkat tajam dibandingkan investasi tahun sebelumnya sebesar Rp 596,3 triliun.

Kementerian Perindustrian menegaskan komitmennya untuk melanjutkan kebijakan hilirisasi industri, yang merupakan bagian dari misi Asta Cita Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Hilirisasi dinilai mampu meningkatkan nilai tambah sumber daya alam di dalam negeri dan memperkuat daya saing industri Indonesia di pasar global.

Dengan berbagai pencapaian positif serta dukungan kebijakan yang berpihak kepada industri, sektor manufaktur diproyeksikan akan terus tumbuh dan menjadi motor utama perekonomian nasional. Pelaku industri pun semakin optimistis menghadapi tahun 2025 dengan target pertumbuhan ekonomi yang lebih ambisius dan berkelanjutan.

Editor: Gokli