Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Menjelajahi Perpustakaan Rahasia di Suriah
Oleh : Redaksi
Sabtu | 30-07-2016 | 09:02 WIB
secret_library_syria.jpg Honda-Batam

Inilah salah satu perpustakaan rahasia di Suriah. (Foto: BBC)

BATAMTODAY.COM, Damaskus - Ketika suatu tempat dikepung selama bertahun-tahun dan banyak orang kelaparan, Anda mungkin berpikir tak ada yang tertarik membaca buku.

 

Tapi, para pecinta buku bertekad menyimpan kumpulan buku di perpustakaan bawah tanah di Suriah. Buku-buku itu telah mereka selamatkan dari bangunan-bangunan rusak karena bom. Para pembaca buku itu harus berhati-hati menghindari granat dan peluru demi pergi ke perpustakaan.

Perpustakaan rahasia ini berada di bawah bangunan yang rusak karena bom. Ruangan besar yang diterangi lampu temaram ini merupakan tempat untuk belajar, memberikan harapan dan inspirasi bagi warga Darayya, salah satu kota satelit di Damaskus, Suriah.

"Kami merasa bahwa membuat perpustakaan baru sangat penting, agar kami dapat melanjutkan pendidikan. Kami memilih ruang bawah tanah sehingga dapat mencegah kerusakan dari lemparan granat dan bom seperti bangunan-bangunan lainnya," kata salah satu pendiri perpustakaan, Anas Ahmad, mantan mahasiswa teknik sipil.

Pengepungan di Darayya oleh pemerintah dan tentara pro-Assad dimulai empat tahun lalu. Sejak itu Anas dan relawan lainnya, yang dulunya mahasiswa, sudah mengumpulkan lebih dari 14.000 buku dari berbagai topik.

Dalam waktu yang sama, lebih dari 2.000 orang yang kebanyakan warga sipil terbunuh. Namun, peristiwa tersebut tidak mengurungkan niat Anas dan teman-temannya mencari materi-materi bacaan di jalanan untuk mengisi rak-rak di perpustakaan.

"Dalam banyak kasus, kami menemukan buku-buku dari rumah-rumah yang rusak karena bom atau peluru meriam. Mayoritas tempat-tempat ini dekat dengan garda depan sehingga sangat berbahaya untuk mencari buku-buku itu dari sana," kata Anas.
"Kami harus melalui bangunan-bangunan yang telah dibom untuk bersembunyi dari bidikan penembak-jitu. Kami harus ekstra berhati-hati karena penembak jitu terkadang mengamati kita, melihat gerak-gerik kita," sambungnya.

Awalnya, niat Anas dan kawan-kawannya yang mempertaruhkan nyawa ini terkesan "gila", tapi Anas menyebutkan tindakan mereka ini dapat membantu sekali bagi komunitas.

Relawan yang bekerja di rumah sakit menggunakan buku-buku di perpustakaan untuk merawat pasien. Guru-guru tak terlatih dapat belajar bagaimana caranya mempersiapkan kelas, dan dokter-dokter gigi juga menggunakan bacaan di perpustakaan.

Pendiri perpustakaan, Anas Ahmad, bersama kawan-kawannya mempertaruhkan nyawa demi mengumpulkan buku. Sekitar 8.000 dari 80.000 warga Darayya sudah melarikan diri. Tapi sekarang, tak seorangpun yang bisa pergi. Ledakan bom dan granat terjadi hampir setiap hari sehingga sangat mustahil bagi wartawan untuk masuk Darayya.

Karena alasan tersebut, wartawan BBC Mike Thomson mewawancarai mereka lewat Skype, percakapan mereka berkali-kali terpotong oleh suara-suara ledakan yang keras bahkan sampai merusak pengeras suara di studio BBC.

Lokasi perpustakaan ini dirahasiakan karena Anas dan pengguna perpustakaan takut jika nantinya menjadi target penyerang Darayya, jika mereka tahu letaknya.

Expand