Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Wakili Indonesia di SIWW 2016, Presdir ATB Paparkan Hal Ini
Oleh : Roni Ginting
Jum'at | 29-07-2016 | 11:50 WIB
pembicara.jpg Honda-Batam

President Director ATB, Benny Andrianto, saat memaparkan tantangan pengelolaan air bersih di Indonesia pada salah satu diskusi panel SIWW 2016. (Sumber foto: Humas ATB)

BATAMTODAY.COM, Singapore - PT Adhya Tirta Batam (ATB) kembali menorehkan prestasi. President Director ATB Benny Andrianto mewakili Indonesia sebagai pembicara pada ajang internasional, Singapore International Water Week 2016 (SIWW) yang diadakan pertengahan Juli 2016 lalu di Sands Expo and Convention Centre, Marina Bay Sands, Singapura.

Pria yang juga menjabat sebagai Ketua Departemen Advokasi Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Persatuan Perusahaan Air Minum Seluruh Indonesia (Perpamsi) tersebut diundang untuk memaparkan tantangan pengeloaan air bersih di Indonesia oleh Danish Water Technology House (DWTH) pada salah satu diskusi panel SIWW ke-7 tersebut.

Ia menyampaikan, bahwa tantangan terbesar untuk pengelolaan air bersih di Indonesia adalah air baku yang nantinya diolah sebagai air bersih. Kebutuhan air bersih akan terus meningkat seiring dengan bertambahnya penduduk.

"Pada masa mendatang, bukan tidak mungkin kebutuhan air bersih akan lebih besar dibanding dengan ketersediaan air. Oleh karena itu perlu adanya upaya dan pengelolaan yang baik untuk menjaga ketersediaan air lebih lama," ungkap Benny pada diskusi yang dibuka oleh Duta Besar Denmark untuk Singapura, Berit Basse dan Menteri Lingkungan dan Pangan Denmark, Esben Lunde Larsen.

Pada kesempatan tersebut Benny juga memaparkan mengenai keterbatasan air baku alami di Batam. Hanya saja karena air baku menjadi kewenangan pemerintah dalam hal ini BP Batam, perusahaan air minum terbaik di Indonesia tersebut hanya membantu menjaga ketersediaan air baku lebih lama dengan menekan tingkat kebocoran air.

"Untuk menjaga air baku bertahan lebih lama, kami selaku operator air bersih di Batam membantu pemerintah dengan menekan tingkat kebocoran air. Bila pada awal-awal mengabdi di Batam kebocoran air ATB mencapai angka 40 persen, per akhir 2015 kebocoran air ATB sudah diangka 15,17 persen. Untuk Mei 2016 kebocoran air ATB bahkan sudah mencapai 11,90 persen," ujar Benny.

Saat moderator, Karin Kitgaard, yang menjabat sebagai Director of Environmental Policy, Confideration of Danish Industry menanyakan apakah ada hal yang dapat dikerjasamakan antara Denmark dengan Indonesia terkait air bersih, Benny mengungkapkan ada banyak hal yang dapat dikerjasamakan, salah satunya adalah kerja sama untuk menjaga sumber daya air agar dapat lebih terjaga dengan baik.

"Kerja sama tersebut tidak harus antar pemerintah Indonesia dan Denmark, perusahaan swasta Denmark juga ada baiknya turut serta menjalin kerja sama untuk pengelolaan air bersih di Indonesia. Sehingga, ada alih teknologi ataupun alih keterampilan terkait pengelolaan air bersih," saran Benny yang juga menjabat sebagai Ketua Forum Komunikasi Air Minum Swasta (Forkasta).

Pada Diskusi Panel Denmark  Business Forum: Smart City Solutions for Wastewater, Water Resources & Urban Livealibility tersebut juga dihadiri oleh Singapore Head of Environmental Laboratory Paul Roland Reimer, Head of Operations dari Technical University of Denmark, Anders Moller, hingga CEO Danish Water Technology House Omar Christian Thomsen.

Sebagai informasi, SIWW merupakan kegiatan dua tahunan yang diselenggarakan oleh Singapore International Water Week Pte Ltd. Kegiatan yang sudah memasuki kali ketujuh tersebut diadakan secara bersamaan di tempat yang sama dengan kegiatan internasional World Cities Summit ke-5 dan Clean Enviro Summit Singapura ke-3.

Kegiatan tersebut bertujuan untuk mengumpulkan stakeholder bidang air bersih dari berbagai negara agar dapat  berbagi informasi terkait pengelolaan air bersih, baik dari sisi peluang bisnis maupun teknologi terbaru.

Editor: Udin