Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Sekujur Punggung Terbakar, Tukang Tambal Ban Tak Mampu Berobat
Oleh : gokli/ sn
Kamis | 08-09-2011 | 07:30 WIB
luka2.jpg Honda-Batam

Register Marbun. Rabu (7/9/2011). batamtoday/ gokli.

BATAM, batamtoday - Rigister Marbun (32), warga rumah liar Griya Batuaji Asri, Sagulung, nyaris tewas lantaran seluruh punggungnya terbakar. Namun, pria miskin ini tidak punya biaya untuk berobat ke rumah sakit.

Suami dari Lusiaruliana Simangunsong (24) itu, terbakar di bagian punggunya, Jumat (26/8/2011) lalu sekitar pukul 06.30 WIB.

Register yang kesehariannya bekerja sebagai tukang tambal ban di Griya Batuaji Asri tersebut menceritakan, saat itu dia sedang menambal ban sepeda motor. Tiba-tiba datang pengendara sepeda motor untuk membeli bensin ketengan yang dia jual di bengkelnya.

"Saat saya nambal ban, istri saya lagi isi bensin sepeda motor yang barusan datang," paparnya saat ditemui batamtoday di ruang UGD Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Batuaji, Kamis (8/9/2011).

Untuk menambal ban, ayah beranak dua ini menggunakan kompor sumbu kecil. Kebetulan di dekat kompor tersebut ada satu jiregen kecil yang berisi bensin. "Api dari kompor menyambar bensin yang ada di dalam jiregen," katanya.

Saat api mulai membakar jiregen, Register berusaha membuangnya namun jerigen tersebut keburu meledak. Percikan api yang bercampur bensin tersebut membakar seluruh punggungnya. "Setelah kejadian, saya dilarikan ke salah satu bidan di sekitar perkampungan," tutur Register.

Begitu sampai di bidan, badan Register yang terbakar diolesi salep, kemudian dia dibawa pulang ke rumah. Selang tiga hari badannya yang terbakar tersebut semakin melepuh dan mengeluarkan cairan putih, sampai-sampai untuk tidur saja Register harus beralaskan daun pisang lantaran badannya yang terbakar sedah pecah-pecah. "Saya hanya bisa terbaring telungkup dirumah. Keluarga saya nggak punya uang untuk berobat ke dokter," tuturnya lagi.

Beberapa warga di sana, terutama yang satu agama dengan Register, tergugah hatinya untuk membawa dia berobat ke RSUD Batuaji. "Kami iba melihat kondisinya, sehingga kami membawa dia berobat ke sini," terang salah seorang pria yang membawa Register ke RSUD Batuaji.

Di ruang UGD RSUD Batuaji, Register diberikan pertolongan pertama oleh petugas medis, namun Register tidak bisa dirawat di sana dan disarankan supaya di rujuk ke RSOB. "Perawat tadi bilang, Register tidak bisa dirawat di sini. Katanya ruangan ini tidak steril untuk lukanya. Saat ini kami jadi bingung, kami tidak punya uang untuk bawa dia berobat ke RSOB," ujar pria gendut, rekan Register.

Untuk membawa Register berobat ke RSOB, petugas medis di UGD menyarankan supaya mengurus SKTM dulu ke Dinas Kesehatan. "Mudah-mudahan SKTM itu bisa cepat diurus, supaya Register dirawat di RSOB. Tapi yang pasti kami kebingungan cari dana untuk biaya perobatannya nanti," papar pria itu lagi.