Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Pindahkan Tiga WNI di Filipina, Taktik Baru Penyandera Tuk Dapat Duit
Oleh : Redaksi
Sabtu | 02-07-2016 | 10:50 WIB
Menhan.jpg Honda-Batam

Ryamizard Ryacudu mengetahui lokasi tujuh WNI yang disandera Filipina. (Sumber foto: CNN)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Menteri Pertahanan, Ryamizard Ryacudu, mengatakan tiga dari tujuh warga negara Indonesia yang disandera kelompok militan pimpinan Abu Sayyaf telah berpindah tempat. Tapi Ryamizard menganggap pemindahan itu hanya sebagai taktik kelompok penyandera.

Tiga sandera itu dipindah pada Jumat (1/7/2016), dari Panamao yang berada di Pulau Jolo, ke Pulau Lapac yang berada di bagian Selatan Filipina. Jarak antara Panamao ke Lapac, kata Ryamizard, berjarak 64 kilometer.

"Kan tujuh orang di Panamao. Panamao itu tempatnya Pulau Jolo, ke Pulau Lapac. Empat orang masih [di Panamao-red],” kata Ryamizard di kantor Kemenko Polhukam Jakarta, Jumat (1/7/2016) kemarin. Tapi ia melanjutkan, perpindahan itu merupakan “taktik mereka cari duit.”

Hingga saat ini penyandera meminta tebusan sekitar Rp61-65 miliar, namun Indonesia tak mau membayarnya. Indonesia juga tidak membayar WNI yang disandera Abu Sayyaf sebelumnya.

Menko Polhukam, Luhut Binsar Pandjaitan, membenarkan bahwa tujuh sandera WNI terbagi dua kelompok. Namun Luhut belum berani berspekulasi mengenai lokasinya. "Saya tidak ingin berspekulasi karena takutnya menimbulkan ketidaknyamanan pemerintah Filipina," katanya.

Luhut mengatakan, pemerintah masih menunggu informasi resmi intelijen dari Pemerintah Filipina, meskipun Pemerintah Indonesia memiliki akses untuk mencari ke Filipina melalui Badan Intelijen Negara (BIN) dan Badan Intelijen Strategis (BAIS).

"Saya belum ingin membuka semua karena menyangkut masalah keselamatan," ujar Luhut.

Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo ikut memastikan keberadaan tujuh sandera masih terdeteksi lokasinya. Namun mereka terbagi dalam dua lokasi yang berbeda. Gatot tidak menyebut secara pasti wilayahnya. “Yang sudah terlacak empat orang, tiga sandera bergeser lagi," katanya.

Peristiwa penyanderaan tujuh WNI terjadi pada Senin (20/6/2016) lalu di perairan Filipina. Ketujuh orang itu merupakan Anak Buah Kapal (ABK) tugboat Charles 001 pengangkut batu bara. Proses penyanderaan itu dilakukan dalam dua tahap.

Penyanderaan pertama dilakukan terhadap tiga ABK yaitu Kapten Fery Arifin (nakhoda), Muhammad Mahbrur Dahri (KKM) dan Edy Suryono (Masinis II). Satu jam kemudian, terjadi penyanderaan kedua terhadap empat ABK lainnya oleh kelompok berbeda, yaitu Ismail (Mualim I), Robin Piter (Juru Mudi), Muhammad Nasir (Masinis III) dan Muhammad Sofyan (Oilman). (Sumber: CNN)

Editor: Udin