Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Perempuan Penanam Bakau dari Pulau Alor Ini Dapat Beragam Penghargaan
Oleh : Redaksi
Kamis | 30-06-2016 | 18:38 WIB
20160630_210716.jpg Honda-Batam

Martha Lotang dan kelompok Cinta Persahabatan telah menanam puluhan ribu mangrove (Sumber foto: BBC)

BATAMTODAY.COM, Alor, NTT - Abrasi mengancam sebagian besar pulau di Indonesia, termasuk Pulau Alor yang terletak di Nusa Tenggara Timur (NTT). Sebuah upaya pencegahan abrasi dilakukan Martha Lotang bersama kelompok Cinta Persahabatan tanam mangrove, meskipun tak mudah.

Matahari baru saja terbit ketika perahu-perahu nelayan tampak mulai mengarah ke tengah laut untuk mencari ikan. Di pinggir pantai seorang nelayan melepas tali perahu yang dikaitkan ke sebuah batang pohon bakau, atau mangrove di pinggir pantai yang tampak sangat kokoh.

Di sela-sela hutan mangrove seorang perempuan sibuk membersihkan sampah yang tersangkut di tanaman bakau yang masih muda. Sudah empat tahun ini Martha Lotang rutin menyusuri pantai setiap pagi untuk merawat ribuan tanaman bakau yang telah ditanamnya. Saya menemaninya pagi itu.

"Kotoran itu, sampah, kalau ada talinya, yang dibawa gelombang itu, akan membelit anakan tangkai dorang itu. Maka kita harus lepas, kita harus buka. Kalau kita tidak lihat atau tidak lepas talinya, dia akan mati," jelas Martha.

"Mangrove seperti anak"

Sampah merupakan salah satu penghambat pertumbuhan pohon mangrove yang ditanam Martha bersama dengan Kelompok Cinta Persahabatan sejak empat tahun lalu.

Martha Lotang mencabuti sampah yang menempel pada pohon mangrove.(Sumber foto: BBC)

"Kasih (terhadap mangrove) ini, (karena) saya merasa iba, sepertinya anak saya begitulah. Anak merah yang baru dilahirkan, setiap hari harus kita lihat, kita raba, kita harus rangkul dia. Jadi seperti anak kecil harus kita rawat baik-baik supaya dia bisa hidup, dia bisa sehat. Kalau memang kita tanam lalu kita buang saja, lalu satu bulan kita pergi liat apakah dia hidup? Tentunya dia mati," jelas Martha.

Puluhan ribu mangrove yang telah ditanam Martha dan kelompok taninya, telah berubah menjadi hutan dan menimbulkan daratan baru. Ditempat itu pula, binatang laut mulai bersarang.

"Kegiatan ini untuk melestarikan alam, ada manfaat yang besar, pertama untuk mencegah abrasi pantai, jangan sampai dia mengambil tanah dari darat, lalu juga untuk ikan-ikan bisa berlindung di bawah," jelas Martha.

Aktivitas penanaman mangrove yang melibatkan warga setempat dan juga anak-anak sekolah, membuat Martha mendapatkan sejumlah penghargaan antara lain sebagai Women Leader dalam CTI-CFF Women Leadership Awards yang diselenggarakan Coral Triangle Initiative CTI.

Expand