Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Sperma Pria Depresi Bisa Pengaruhi Keturunannya
Oleh : Redaksi
Senin | 20-06-2016 | 11:50 WIB
ilustrasi-anak.jpg Honda-Batam

Pria yang berharap menjadi ayah dari keturunan yang bahagia dan berperilaku baik disarankan untuk tetap tenang dan melupakan stres (Sumber foto: ABC)

BATAMTODAY.COM, Australia - Para peneliti Australia menemukan, pria yang tertekan bisa mewariskan kecemasan dan depresi kepada anak-anak dan cucu-cucu mereka melalui sperma mereka.

Studi terhadap tikus telah mengungkap bahwa kehadiran hormon stres yang berlebihan dalam induk jantan sebelum konsepsi, bisa menyebabkan dua generasi sesudahnya menjadi murung dan tertekan.

Menurut tim dari Institut Neurosains dan Kesehatan Mental Florey, para pria yang berharap untuk menjadi ayah dari keturunan yang bahagia dan berperilaku baik, disarankan untuk tetap tenang dan melupakan stres.

Profesor Anthony Hannan, yang memimpin tim peneliti, mengatakan, mereka memberi tikus jantan hormon stress dengan tingkat tinggi dalam air minum mereka dan kemudian membandingkannya dengan tikus jantan terkontrol, yang belum menerima hormon stres.

"Dan kemudian kami mengawinkan mereka dengan tikus betina dan kemudian kami mempelajari keturunan dari tikus itu dan apa yang kami temukan adalah perubahan perilaku yang terkait dengan gangguan kecemasan depresi pada anak dari tikus jantan dengan peningkatan hormon stres," sebutnya.

Profesor Anthony mengatakan, dengan menyuntikkan hormon stress pada tikus, ia memiliki molekul hormon stres tunggal yang beredar dalam sistem darah mereka, memberi para peneliti cara tertentu untuk memahami mekanismenya.

"Hormon stress yang meningkat itu mengubah isi sperma. Jadi itu merubah apa yang kami sebut epigenetik, sehingga epigenetik berarti di atas genom,” jelas Prof Anthony Hannan.

Ia lantas mengatakan, jika Anda membayangkan genom menjadi sebuah orkestra dan instrumen adalah gen-nya, dan musisi adalah epigenetik dan bersama-sama mereka menciptakan sebuah simfoni.

"Jadi epigenetik menentukan di mana gen diaktifkan dan dinonaktifkan, itulah sebenarnya. Dan kami menemukan perubahan dalam sperma yang mengubah perilaku pada keturunannya dengan cara yang relevan dengan depresi dan gangguan kecemasan dan ini memiliki implikasi besar bagi kesehatan masyarakat," ujarnya.

Expand