Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Ini Penyebab Orang Inggris Begitu Gemar Minum Teh
Oleh : Redaksi
Senin | 13-06-2016 | 10:15 WIB
kebun-teh.jpg Honda-Batam

Kuantitas sinar matahari dapat menentukan kualitas daun teh yang diinginkan untuk produk-produk tertentu. Namun di Inggris, minum teh dengan tambahan gula dianggap sebagai kebiasaan kelas rendah.
(Sumber foto: BBC)

BATAMTODAY.COM, Inggris - Apakah mereka meminum teh dengan susu, gula, jeruk nipis atau teh tawar, yang jelas orang Inggris gemar akan teh.

Ada sesuatu yang tersimpan di dalam rasa pahit kuat yang membuat orang menyukai teh. Inggris mengonsumsi 60 miliar cangkir teh per tahun, menurut Organisasi Teh dan Infusi.

Jika dirata-rata, setiap pria, perempuan dan anak-anak di Inggris Raya mengonsumsi lebih dari 900 cangkir setiap tahun, walaupun tak diragukan lagi ada orang-orang yang konsumsinya lebih banyak dibandingkan yang lain.

Teh sudah sangat mengakar dalam kehidupan Inggris, mulai dari rehat minum teh hingga acara minum teh sore hari, yang dinikmati oleh pria berjaket dan berdasi di hotel-hotel paling mewah di London.

Tetapi apa kandungan molekul yang ada di balik minuman yang disukai ini? Dan apakah cara kita meminum teh mencerminkan siapa diri kita?

Untuk menjawab pertanyaan itu, pertama-tama penting untuk mengetahui apa yang sejatinya membuat teh berasa seperti itu. Rasa teh banyak dipengaruhi oleh cara menanam, cara memproses dan cara menyeduhnya, dimulai dengan cahaya.

Tanaman perdu teh-nama Latin camellia sinesis–ditanam di kebun-kebun daerah tropis dan subtropis.

Tapi jika tanaman teh ditujukan untuk menghasilkan produk tertentu, seperti matcha, petani teh mengayomi tanaman itu dengan jaring atau alas.

Dengan cahaya berkurang maka tanaman teh akan memproduksi klorofil lebih sedikit, demikian juga dengan polifenol, molekul yang memberi rasa pahit khusus pada teh.

Tentu saja, sebagian dari kita suka akan rasa itu, dan pemrosesan teh dapat memperkuat rasa tersebut.

Setelah daun baru dan tunas dipetik, daun dan tunas kemudian dijemur. Waktu yang diperlukan untuk menjemur tergantung pada jenis teh yang ingin dihasilkan.

Untuk teh hijau, daun teh hampir langsung dipanaskan di atas wajan atau dikukus. Untuk menghasilkan teh oolong, dauh teh dijemur sebentar, dimemarkan dan kemudian dipanaskan.

Dan teh hitam, jenis teh yang paling populer, mencakup 78 persen dari keseluruhan teh yang dikonsumsi secara gobal, dihasilkan dengan cara mememarkan dauh teh yang kemudian dijemur dalam waktu lama sebelum dipanaskan di wajan.

Apa yang terjadi di balik pemrosesan itu adalah ketika daun teh mengering, enzim asli pada tanaman teh dengan mengubah molekul sederhana menjadi molekul kompleks. Semakin lama teh dikeringkan, semakin lama enzim bekerja dan semakin banyak pula molekul yang terbentuk di daun teh.

Senyawa teh yang paling terkenal mungkin adalan theaflavin, rangkaian karbon yang menghasilkan warna merah pada teh hitam maupun rasa pahit.

Dengan membakar daun teh maka proses itu berhenti dengan cara menghancurkan enzim.

Hasilnya, hanya ada theaflavin dan molekul-molekul serupa, katakanlah di dalam teh hijau. Namun di samping polifenol, ratusan senyawa lain berkembang di dalam teh sejalan dengan waktu; peran mereka dalam membentuk buket dan rasa teh belum jelas.

Bagaimanapun, itu semua menghasilkan profil kimia berbeda-beda bagi setiap jenis teh.

Mengingat betapa banyak orang meminum teh, muncul keinginan yang semakin berkembang tentang apakah kebiasaan ini mempunyai manfaat medis.

Tampaknya molekul yang ditemukan di dalam teh dapat melindungi sel dalam piring dari kerusakan, tetapi meskipun sudah ada banyak riset, muncul fakta bertolak belakang tentang apakah meminum teh memang mendatangkan manfaat, selain menghangatkan tangan dan membuat pikiran waspada.

Tentu ada zat-zat stimulan. Teh yang diseduh kurang lebih memiliki kandungan separuh kafein dari kopi dalam volume yang sama, tetapi kandungan kafeinnya cukup besar untuk menyegarkan seseorang pada sore hari.

Mungkin kita telah mendengar bahwa kafein teh memberikan efek berbeda dibanding kafein kopi. Banyak penelitian menemukan bahwa jika memang benar begitu, itu karena asam amino yang disebut theanine, yang ada di dalam teh.

Ketika para relawan mengonsumsi baik kafein maupun theanine – dibandingkan dengan kafein dan molekul-molekul lain- mereka menunjukkan tingkat kewaspadaan dan kemampuan lebih tinggi untuk beralih tugas dibandingkan dengan kafein saja.

Bagaimanapun, kandungan yang ada di dalam cangkir mungkin tidak sama dibandingkan dengan yang digunakan dalam penelitian, dan efek theanine tidak besar. Tetapi dengan sendirinya, kafein akan membuat kita bersemangat.

Expand