Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

PRT Indonesia di London Bebas Dugem
Oleh : Redaksi
Senin | 13-06-2016 | 09:26 WIB
tkibybbcindonesia.jpg Honda-Batam

Yati kini merasa bebas pergi ke diskotek tanpa khawatir orang akan menggunjingkannya. (Foto: BBC)

BATAMTODAY.COM, London - Hari baru saja berganti dan hentakan kaki menyambut datangnya Minggu di sebuah kelab malam di dekat pusat perbelanjaan Westfield, London.

 

Di lantai dansa, para pekerja domestik dari Indonesia dan Filipina berjoget dengan iringan musik disko. Ada yang bergoyang bersama pasangan atau bersama teman di diskotek ini.

Clubbing atau pergi ke kelab malam, katanya, penting setelah sepekan penuh membersihkan rumah, menyeterika, memasak dan berbelanja untuk satu keluarga dengan dua anak dan dua pengasuh mereka.

"Lima hari kerja, kadang kalau weekend (akhir pekan) kadang pusing jadi aku pergi clubbing. Kadang-kadang orang pikirannya jelek, kalau clubbing itu tak bagus, cari cowok. Padahal tidak. Di situ enak, aku cuma dancing (menari) kayak modelnya olahraga," ujar Yati.

Dengan tiket masuk £5 (sekitar Rp95.000) untuk anggota kelab malam, atau masih dibawah patokan nasional gaji minimum £7.20 per jam, diakuinya kondisi ekonominya serta kondisi sosial di ibu kota Inggris mendukung untuk melakukan aktivitas malam seperti itu.

"Kalau di London semuanya bisa, tapi kalau di kampung tak bisa mungkin. Tahu sendiri, tetangga pikirannya jelek. Tidak kayak di London dont care."

Dont care yang dimaksudnya, orang tak memedulikan urusan pribadi orang lain. Yati merupakan contoh perempuan muda yang secara finansial mandiri di negeri orang dan mampu menopang keluarga di kampungnya.

Expand