Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Beredar Video Anak-anak Indonesia yang Dilatih ISIS
Oleh : Redaksi
Selasa | 24-05-2016 | 10:50 WIB
Bendera-ISIS.jpg Honda-Batam

Simbol ISIS (Sumber foto: DW)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Polisi menyelidiki peredaran video baru-baru ini yang tampak menunjukkan sekelompok anak-anak Indonesia mengikuti pelatihan paramiliter di Suriah untuk mendukung gerakan ISIS

Diduga dari bahasanya, peserta latihan tempur bersama ISIS (Islamic State) dalam video itu adalah anak-anak Indonesia. Kepala Divisi Humas Polri Brigjen Pol Boy Rafli Amar menyayangkan dengan apa yang telah dilihatnya dalam video yang diunggah di kanal Youtube tersebut.

Unit cybercrime Polri kini telah meluncurkan sebuah investigasi untuk mengetahui siapa yang telah membuat video serta identitas orang-orang itu.

Dilansir dari Jakarta Globe, video itu diduga dibuat kubu kelompok ISIS. "Kami sepenuhnya menyadari bahwa apa pun bisa dengan mudah dibagi secara online, tapi kami harus menyelidiki temuan ini," ungkap Brigjen Boy Rafli Amar

Boy menambahkan, Polisi akan perlu untuk benar-benar memilah-milah informasi yang tersedia untuk menentukan apa yang berguna dalam penyelidikan. Polri mengimbau kepada masyarakat untuk mengajak para generasi muda agar tidak melanggar hukum yang berlaku.

Masalah serius

Dikutip dari Tribunnews, pengamat intelijen dan terorisme UI Ridlwan Habib menduga, “Kalau melihat kualitasnya, video itu pasti dibuat di Suriah.” Menurutnya, jika betul ini adalah anak-anak Indonesia yang dilatih tempur untuk berperang bersama ISIS maka hal tersebut dapat menjadi masalah serius di masa depan.

Ia menambahkan, anak-anak itu tampak diajarkan ideologi untuk melawan pemerintah dan aparat. Menurutnya, kemungkinan bocah-bocah itu adalah korban orangtuanya yang memang sudah mantap bergabung dengan ISIS.

Dalam video tersebut tampak anak-anak yang diduga kuat merupakan anak Indonesia berlatih kemapuan bela diri dan menembak, bahkan dengan senjata-senjata asli.

Dilansir dari Tribunnews, dalam film pendek berdurasi 20 menit itu tampak sosok Abu Faiz al Indunesy yang menjadi seorang sniper atau penembak jitu di Suriah. Diperkirakan terdapat lebih dari 20 anak yang ikut dalam pelatihan tersebut dan usianya berkisar antara 8 hingga belasan tahun.

Jika memang benar anak-anak Indoensia masuk ke Suriah untuk bergabung dengan ISIS, menurut Ridlwan Habib harus menjadi perhatian serius pemerintah dan pihak imigrasi. Ia mengusulkan dua pilihan langkah yang bisa diambil pemerintah. Pertama, blokade total atau cekal bagi anggota ISIS asal Indonesia yang hendak pulang dari Suriah. Yang kedua, menurut Ridlwan, dilakukan penjemputan terhadap anak-anak kecil yang sekarang berada di Suriah.

“Anak-anak masih dalam perlindungan negara. Mereka bisa saja diambil dari orangtuanya jika tidak mau bersama-sama pulang ke Indonesia,” ujarnya.

Expand