BATAMTODAY.COM, Nusa Dua - Setya Novanto akhirnya terpilih sebagai ketua umum Golkar Periode 2016-2021. Terpilihnya Setya Novanto setelah dirinya lolos putaran kedua bersama Ade Komarudin, yang mengundurkan diri di putaran kedua.

"Saya bangga sosok Ade Komarudin yang memberikan apa yang terjadi dalam dua putaran. Denggan rela dan kebesaran hati, memberikan satu putaran yang luar biasa, saya bangga dan hormat kepada Ade Komarudin yang memberikan hal baru pada Golkar," kata Novanto, usai terpilih sebagai ketua umum dalam Munaslub Partai Golkar, di Nusa Dua Convention Centre, Nusa Dua, Bali, Selasa (17/5/2016).

Dirinya jugamemberikan apresiasi yang besar terhadap seluruh kader Golkar yang mampu menjalankan Munaslub ini dengan baik. Novanto juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh rakyat Indonesia yang melihat dan mendukung dirinya untuk jabatan yang ia yakin dapat mempertangungjawabkannya.

Setya Novanto terpilih setelah pada putaran pertama mendapatkan 277 suara, sementara Ade Komarudin mendapatkan 173 suara. Sementara lima kandidat ketua umum lainnya tidak mencapai syarat 30 persen syarat perolehan suara untuk pencalonan ketua umum Golkar.

Sedangkan Ketua DPR Ade Komaruddin (Akom) yang hanya mendapatkan 173 suara enggaan melanjutkan pemilihan putaran kedua dan mengakui Setya Novanto sebagai ketua umum Golkar, meskipun mendapat perolehan suara lebih dari 30 persen.

Namun tiba-tiba Akom menyerahkan Setnov untuk menjadi ketum Golkar.

"Saya dan rekan-rekan saya akan memberikan support pada Novanto, nanti kepengurusan itu untuk kebesaran partai Golkar. Saya mengucapkan selamat kepada Pak Novanto," kata Akom.

Akom juga sempat berterima kasih kepada mantan Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie (ARB) beserta jajarannya. Hal tersebut karena Akom menilai ada kreasi demokrasi yang diwariskan.

"Saya tadi sudah berembug dengan teman-teman saya termasuk para calon yang lain. Dengan tim saya dan juga dengan Pak ARB. Saya kira saya masih muda dari Pak Novanto. Saya 50 tahun, Pak Novanto 60 tahun. Masih ada kesempatan saya," katanya.

ARB Ketua Dewan Pembina
Sementara itu, Munaslub Aburizal Bakrie menjadi Ketua Dewan Pembina Partai Golkar periode 2014-2019. Keputusan ini dibacakan oleh Ketua Pimpinan Sidang Munaslub Partai Golkar, Nurdin Halid.

”Apakah disetujui Aburizal Bakrie menjadi dewan pembina?” kata Nurdin.

Surat ketetapan Aburizal Bakrie sebagai Ketua Dewan Pembina Partai Golkar dibacakan oleh Sekretaris Pimpinan Sidang Munaslub Siti Aisyah. Penetapan ARB ini sesuai rekomendasi yang disampaikan pimpinan DPD I, DPP, Ormas yang mendirikan dan didirikan Golkar serta organisasi sayap.

Partai Golkar telah memutuskan adanya Dewan Pembina dalam struktur kepengurusan yang baru. Hal ini tertuang dalam rapat komisi A tentang keorganisasian. Ketua sidang komisi A (Bidang Organisasi) Freddy Latumahina menuturkan Dewan Pembina saat ini, berbeda dengan Dewan Pembina era Orde Baru yang memiliki kekuasaan absolut.

”Dewan pembina saat itu bisa membekukan DPP, memerintahkan munas dan petunjuk serta arahannya wajib dilaksanakan oleh yang lain,” kata Freddy.

Sebab itu dalam rapat komisi, diputuskan pengarahan, petunjuk, pertimbangan, saran dan nasihat dewan pembina tidak wajib dilaksanakan.

Selain itu dalam pengambilan kebijakan-kebijakan strategis partai, maka dewan pembina dan DPP Partai Golkar harus duduk bersama. ”Keputusan bersama ini harus ditaati DPP Partai Golkar dan dewan pembina. Kalau dulu tidak bisa karena mereka sederajat,” ujarnya.

Poin-poin strategis yang dimaksud yaitu penunjukan calon Presiden dan Wakil Presiden, serta penetapan pimpinan lembaga negara.

Sementara itu, ARB mengaku bersedia memenuhi permintaan para kader-kader Partai Golkar tersebut. ”Terkait dukungan peserta kepada saya menjadi Ketua Dewan Pembina Partai Golkar, saya ingin menyampaikan terimakasih dan kesanggupan saya,” kata ARB.

ARB menegaskan tidak akan meninggalkan Partai Golkar dan kader-kadernya, meskipun sudah tidak lagi menjabat menjadi ketua umum.

Sementara soal adanya perubahan dari Dewan Pertimbangan menjadi Dewan Pembina dan bakal adanya Dewan Penasehat dan Dewan Pakar, ARB menyerahkan kepada Komisi Organisasi agar dibahas lebih cermat.

Dalam rapat paripurna yang berlangsung sejak Minggu (15/5) malam hingga Senin (16/5), 34 DPD tingkat I, 10 ormas Golkar, dan 1 Dewan Pertimbangan mengusulkan agar ARB diangkat menjadi Ketua Dewan Pembina. Tak hanya itu, diusulkan pula adanya Dewan Penasehat dan Dewan Pakar.

ARB juga menyampaikan 12 poin menanggapi isu-isu yang diangkat DPD dalam pandangan umumnya antara lain soal sistem pemilihan di Pemilu, soal kaderisasi Partai Golkar, GBHN, amandemen Konstitusi, isu terorisme, reorganisasi, hingga pembentukan Dewan Pembina.

Editor: Surya