BATAMTODAY.COM, Karimun - Kebakaran hebat yang menghanguskan 3 kapal, 1 bengkel bubut, dan 4 pelantar yang berada di Jalan A.Yani RT 01 /RW 05, Kelurahan Meral, Kecamatan Meral Kota, pada Rabu (11/5/2016) sekitar pukul 02.15 WIB, bermuatan bahan bakar minyak (BBM) jenis solar.

"Kapal tersebut bermuatan BBM jenis solar," kata Kapolsek Meral, AKP Agung Gima Sunarya SIK, menanggapi BATAMTODAY.COM di ruang kerjanya, Rabu (11/5/2016).

Meskipun dirinya tidak menyebutkan legalitas dari solar tersebut, namun dirinya mengatakan kerugian dari kebakaran tersebut mencapai Rp6 miliar. Pihaknya juga saat ini masih memeriksa beberapa saksi untuk dimintai keterangan.

Baca: Kapal Tebakar di Meral Karimun Diduga Pelansir Solar Ilegal
 
"Sejauh ini kita telah memeriksa saksi-saksi, kita belum tau nama pemilik kapal. Diperkirakan kerugian mencapai Rp6 miliar," katanya lagi.

Ia juga menerangkan, api dapat dengan mudah membesar dikarenakan kapal yang terbakar tengah memuat solar. "Saat ini kapal telah kita amankan," pungkasnya.

Sementara itu, pantauan BATAMTODAY.COM di lapangan, puing-puing sisa kebakaran pun terlihat jelas membekas di lokasi kebakaran. Beberapa tanki dan drum yang diduga wadah bbm ilegal tersebut ikut hangus terbakar. Baca juga: Amukan Si Jago Merah Berasal dari Mesin Kapal

Sumber BATAMTODAY.COM menyebut, pengusaha bernisial A itu merupakan pengusaha yang cukup lihai. Pasalnya, dia memiliki izin sebagai pengecer Bahan Bakar Minyak Tanah yang dikeluarkan Pemda Karimun.

Namun, izin yang dimiliki A hanya sebagai "topeng" untuk memuluskan kegiatan kencing minyaknya tersebut. Baca juga: Amukan Hebat Si Jago Merah di Meral Lalap 3 Kapal dan 3 Gudang

Parahnya lagi, gudang penyimpanan yang bersebelahan dengan Mapolsek Meral dan Kantor DJBC Khusus Kepri itu tidak pernah tersentuh hukum. Meskipun gudang penyimpanan minyak di Kantor DJBC khusus Kepri kerap "dikencingkan" dan ditampung pompong milik A yang dikemas ke dalam jerigen ukuran 40 liter.     

"Saya tidak yakin kasus ini diusut," ujar sumber pesimis.

Editor: Udin