Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Inilah Mitos dan Fakta Tentang Alergi
Oleh : Redaksi
Jum'at | 29-04-2016 | 13:37 WIB

BATAMTODAY.COM - Banyak mitos tentang alergi yang beredar dan membuat kondisi penderita alergi bertambah buruk. Untuk meluruskan hal tersebut,  berikut adalah beberapa  fakta-fakta tentang alergi yang perlu Anda tahu.

1. Mitos: Lebih sedikit anak-anak yang menderita alergi
Fakta: Anak-anak sepuluh kali lebih mungkin dibandingkan orang dewasa untuk menderita alergi makanan. Beberapa peneliti percaya bahwa seiring dengan perkembangan usia, sistem pencernaan akan lebih baik dalam memblokir penyerapan komponen yang memicu alergi makanan. Seiring waktu, anak-anak biasanya dapat mengatasi alergi terhadap produk susu, telur, gandum, dan makanan alergen lainnya. Namun, alergi terhadap kacang, ikan, dan kerang bisa seumur hidup.

2. Mitos: Anak yang terlalu bersih lebih mudah terkena alergi.
Fakta: Benar! Meski begitu, kebersihan tetap harus dijaga. Terlalu bersih artinya anak sangat dijaga untuk tidak pernah bersentuhan dengan apapun yang dianggap kotor, termasuk tidak boleh bersentuhan dengan tanah atau debu sama sekali, sehingga tidak pernah bersentuhan atau jarang bersentuhan dengan kuman dan tidak pernah mendapat infeksi sehingga imun tubuhnya tidak terlatih.

3. Mitos: Alergi tidak bisa membahayakan nyawa.
Fakta: Meski jarang terjadi, ada juga kasus alergi yang berujung kematian. Beberapa orang memiliki kepekaan yang ekstrim terhadap zat tertentu dan inidapat memicu episode yang dikenal sebagai shock anafilaksis. Shock anafilaksisreaksi adalah reaksi alergi fatal berupa penurunan tekanan darah, pembengkakan lidah atau tenggorokan, dan konstriksi saluran udara dari paru-paru sehingga sulit untuk bernapas. Reaksi seperti ini memerlukan perhatian medis segera. Shock anafilaksis yang paling sering, dipicu oleh makanan atau obat, tetapi juga dapat hasil dari sengatan serangga.

4. Mitos: Alergi dapat sembuh tanpa pengobatan atau terapi.
Fakta: Seiring dengan bertambahnya usia, imunitas anak akan meningkat sehingga alergi bisa menghilang. Tetapi bila alergi sering kambuh, tanpa pengobatan dan pencegahan, alergi dapat menetap sampai dewasa.

5. Mitos: Orang yang alergi hewan berarti alergi terhadap bulunya.
Fakta: Alergen pada hewan bukan pada bulunya tapi ada protein tertentu yang dihasilkan oleh kulit dan - urin extent- lebih rendah dan air liur. Sebagai hewan yang dibelai atau disikat, atau seperti menggosok melawan furniture atau orang, serpihan mikroskopis kulit (disebut bulu) menjadi udara. Karena semua kucing dan anjing memiliki kulit, urun dan liur. Protein ini bisa melekat pada bulu atau kulit saat hewan menjilat badannya. Saat hewan menggosok atau menggaruk, bulu dan serpihan kulit yang mengandung protein ini terbang ke udara dan saat penderita alergi hewan terpapar olehnya, muncullah gejala alergi.

6. Mitos: Kulit bayi yang terkena percikkan ASI bisa menjadi pemicu alergi kulit.
Fakta: ASI bukan alergan. Bila timbul reaksi alergi pada kulit bayi saat terkena ASI, umumnya disebabkan oleh zat yang dikonsumsi ibunya, misalnya makan kacang, produk susu sapi, obat-obatan tertentu, dan lain sebagainya.

Sumber: Meetdoctor.com
Editor: Dodo