Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Kurang Joss, Pelanggan Lokalisasi Sintai Ogah Pakai Kondom
Oleh : Harun Al Rasyid
Jum'at | 29-04-2016 | 08:24 WIB
psksintai29.jpg Honda-Batam

Inilah para Pekerja Seks Komersial (PSK) Lokalisasi Sintai Batam. (Foto: Harun Al Rasyid)

BATAMTODAY.COM, Batam - Kondom, alat kontrasepsi sebagai safety saat melakukan hubungan badan, ternyata tak diminati para pelanggan lokalisasi Teluk Pandan, Tanjunguncang Batam. Kebanyakan dari para tamu itu enggan menggunakan kondom, karena mengurangi kenikmatan saat berhubungan seksual.

 

Pengakuan ini terungkap ketika dilakukan sosialisasi terkait bahaya infeksi HIV (human immunodeficiency virus) dan AIDS (acquired immune deficiency syndrome) oleh Dinas Kesehatan Kota Batam, Kamis (28/4/2016).

Reni (23) salah satu pekerja seks komersial (PSK) Teluk Pandan atau Lokalisasi Sintai kepada BATAMTODAY.COM menuturkan, kebanyakan dari pelanggannya menolak pakai kondom. Dikatakan Reni, diantara 4 hingga 6 tamunya per malam, biasanya hanya dua orang saja yang mau memakai pelindung tersebut.

"Malah ada yang cuma satu orang, itu pun di paksa dulu," ungkap Reni, Kamis (28/4/2016).

Berbagai alasan, ungkap Reni, dikemukakan para "lelaki hidung belang" itu. Mulai dari alasan berkurangnya rasa kenikmatan bersenggama, ilfil, tidak terbiasa dan alasan tidak memiliki penyakit berbahaya. Padahal, lanjutnya, pemakaian kondom di lokalisasi ini sangat dianjurkan, mengingat banyaknya penikmat tubuh yang telah memakai jasa wanita penjajal seks tersebut.

"Kita juga waspada tertular penyakit HIV/AIDS. Mending kalau main, harus pakai biar aman," ujar gadis cantik itu.

Sementara itu, Resti (22) warga Lokalisasi Sintai lainnya menuturkan, ada dilema menghadapi persoalan seperti ini. Bilamana ia tetap ngotot memaksa tamunya memakai kondom, biasanya tamunya itu pergi dan memilih bersama wanita lain. Alhasil, Resti kehilangan pelanggan dan otomatis terbuang percuma upah penjualan jasanya.

"Terpaksa sebenarnya, cuma mau bagaimana, nanti dia tak mau lagi sama saya. Kalau dapat pelanggan yang ngerti sih enak," tutur Resti.

Di tempat yang sama, Alena mucikari wanita yang mengasuh para PSK Sintai menyebutkan, 3 sampai 4 unit kondom selalu ia berikan kepada anak buahnya. Tetapi, tidak menutup kemungkinan bisa lebih, jika permintaan pelanggan memakai jasa prostitusi selama 1 malam penuh.

Mami Alena, demikian dia biasa disapa, membekali kondom tersebut agar "aset"-nya itu tetap "fresh" dan terhindar dari penularan penyakit HIV/AIDS.

"Kita tetap komitmen harus memakai kondom. Untuk short time biasanya dua kondom. Tergantung juga dengan berapa kali main. Yang jelas sekali main, satu kondom," sebut Alena.

Sementara itu, menurut Sri Rupiati Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Lingkungan (P2PL) Kota Batam, angka wanita pengidap penyakit HIV/AIDS di Lokalisasi Sintai terbilang menurun. Walaupun diakui Sri, berdasarkan 500 sampel yang dikumpulkan dari berbagai tempat lokalisasi di Batam masih ada beberapa yang mengidap penyakit mematikan itu. Sayang, Sri enggak menyebut berapa banyak wanita malam di Sintai yang tertular penyakit HIV/AIDS.

"Selama tiga bulan sekali kita adalah tes kesehatan secara rutin. Makanya perlu komitmen antara pengguna maupun wanitanya," pungkas Sri.

Editor: Dardani