Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Optimisme Sambut Penurunan Kembali BI Rate
Oleh : Opini
Kamis | 14-04-2016 | 12:56 WIB
bank_indonesia.jpg Honda-Batam
Kantor Bank Indonesia. 

Oleh: Achmad Irfandi*

PENURUNAN BI Rate yang dilakukan oleh Bank Indonesia seiring dengan data perekonomian dan inflasi yang terkendali di awal 2016, ternyata mendapat respon positif oleh sektor ekonomi Indonesia. Sehubungan dengan penurunan tersebut, Bank Indonesia kembali menurunkan BI Rate yang sebelumnya 7 persen mengalami penurunan 25 basis poin menjadi 6.75 persen. Kemudian bagaimana dampak yang akan diterima oleh Indonesia khususnya dalam bidang makro ekonomi seiring optimisme yang ditampilkan oleh BI melalui kebijakan penurunan kembali BI Rate.

Seperti diketahui, BI kembali menurunkan suku bunga acuan/BI Rate yang berada di level 7 persen sebesar 25 basis poin menjadi 6.75 persen pada 18 Maret 2016. Berdasarkan hasil rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia, Bank Indonesia pada hari ini memutuskan untuk menurunkan BI Rate sebesar 25 bps menjadi 6,75 persen. Penurunan ini diharapkan akan dapat lebih memfasilitasi percepatan pemberian kredit ditengah-tengah stabilitas makro yang tetap terkendali dengan baik. 

Sehubungan dengan penurunan BI Rate, Direktur Eksekutif Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia (BI) Juda Agung mengungkapkan alasan penurunan BI Rate atau suku bunga acuan pada bulan ini. Menurutnya,‎ penurunan BI rate yang terjadi pada bulan ini di angka 6,75 persen, salah satunya untuk memperbaiki domestik demand akibat masih lemahnya kondisi ekonomi global. Dia mengatakan, meski domestik demand masih belum kembali ke kondisi semula, nilai tukar rupiah sudah mereda dari fluktuasi akibat pengaruh USD dan mata uang lain. 

Kemarin malam The Fed memutuskan lebih dovish (rendah) dari yang diperkirakan pasar. Ini menjadi salah satu faktor juga. BI telah mengetahui bahwa The Fed akan menaikkan suku bunga bank sentralnya dua kali dalam setahun. Selain itu, kita tidak bisa lagi mengharapkan ekspor tahun ini tumbuh lebih baik dorongannya dari domestik oleh sebab itu moneter perlu didorong. Tetapi kami ke depan tentu saja tetap fokus memperkuat transmisi penurunan suku bunga agar segera direspons oleh bank.

Sementara itu, Anggota Komisi XI DPR RI Willgo Zainar mengapresiasi keputusan rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) atas turunya BI Rate. Penurunan BI Rate itu dianggap menjadi signal positif terhadap kondisi makro ekonomi Indonesia dengan tingkat inflasi yang masih dalam kontrol kewajaran. Momentum turunnya BI Rate ini diharapkan mampu mendorong sektor investasi. Karena Tight Money Policy yang diberlakukan beberapa waktu terakhir ini sudah mulai diperlonggar. 

Kita ingin perbankan dapat menyalurkan dananya ke masyarakat dalam bentuk pinjaman khususnya untuk sektor produktif dengan bunga yg lebih kompetitif bagi dunia usaha, sehingga perekonomian dapat bergerak lebih cepat lagi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional di sejumlah daerah.

Penurunan kembali BI Rate akan berdampak pada penurunan lanjutan pada tingkat suku bunga bank. Penurunan ini dapat mendorong masuknya modal asing ke Indonesia melalui bursa saham, peningkatan wisatawan manca negara, peningkatan penyaluran kredit pinjaman karena suku bunga semakin kecil, peningkatan proyek percepatan infrasturktur, dan secara jangka panjang akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Setiap kebijakan yang dikeluarkan pemerintah, tentunya akan menghasilkan dampak positif dan negatif. Meski kebijakan penurunan BI Rate berpotensi memberikan tekanan lebih terhadap nilai mata uang Rupiah terhadap Dollar, di sisi lain, banyak hal yang dapat mendorong pergerakan pertumbuhan ekonomi Indonesia menuju tren positif. Penurunan BI Rate diharapkan dapat memicu peningkatan pinjaman oleh pelaku ekonomi yang akan mendorong bank mengeluarkan pinjaman sehingga ekonomi akan bergerak. 

Hal ini diharapkan dapat menunjang permodalan dalam kegiatan ekonomi terutama permodalan pada usaha masyarakat berskala menengah sehingga dapat mempercepat pergerakan roda perekonomian Indonesia. Oleh karena itu, kita sebagai masyarakat Indonesia dapat menikmati dampak penurunan BI Rate dengan mulai memikirkan ide bisnis dan usaha yang diinginkan serta memperhitungkan permodalan yang didapat dari bank tentunya dengan bunga pinjaman yang tidak terlalu tinggi bagi masyarakat Indonesia.

*) Penulis adalah Pengamat Politik Ekonomi Indonesia