Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Habis Demo, Ibu-Ibu di Sagulung Diancam Parang
Oleh : Harun al Rasyid
Rabu | 30-03-2016 | 19:44 WIB
IMG_20160328_115116.jpg Honda-Batam
Warga meninggalkan Kantor lurah Sei Lekop dan bergegas ke Polsek Sagulung untuk melaporkan kasus pengancaman parang (Foto : Harun al Rasyid)

BATAMTODAY.COM, Batam - Warga Kelurahan Sei Lekop RT 003 RW 10 yang melakukan aksi demo di kantor Camat Sagulung, Senin (28/3/2016) sekitar pukul 10.00 WIB, hari ini mengaku mendapatkan intimidasi berupa pengancaman menggunakan parang oleh warga lainnya.

Rosmina salah satu warga yang diancam menuturkan, ia dihadang oleh wanita berinisial Hl yang merupakan tetangganya sendiri ketika hendak pulang kerumahnya. Ketika itu, Hl menenteng sebilah parang yang ditaruh di pundaknya, kemudian langsung melabrak Rosmina di lorong rumahnya.

"Saya pulang bawa motor mau ke rumah. Ibu itu (Hl-red) datang tiba-tiba bawa parang di atas bahunya. Dia bilang gini, hei ngomong apa kamu di sana (Kantor Camat-red)," ujar Rosmina kepada BATAMTODAY.COM, sambil menirukan ucapan Hl.

Melihar raut wajah bengis tetangganya itu, ia tidak menghiraukan dan buru-buru menancapkan gas motornya menuju kantor Lurah. Disana ia menceritakan apa yang barusan dialami kepada kawan-kawannya yang lain.

"Saya gak ladeni, takut diparangnya. Saya kan bonceng kawan, dia gendong anaknya yang masih kecil. Kami langsung disuruh melapor ke Polisi," ujar Rosmina.

Mauli Purba, warga RT 003 RW 10 Sei Lekop juga mengatakan, selain Rosmina, sedikitnya ada 4 orang warga menjadi sasaran amuk Hl, yakni Titik Hindun, Lili Asmira, Rohana dan Maria. Ia mengatakan, Hl merupakan istri dari Id yang merupakan penasehat RW 10. Mauli menduga, Hl tidak terima warga melakukan aksi demo menurunkan Ketua RW 10, Joko Pitoyo.

"Dia kan pro sama pak RW itu, makanya dia tak terima kami demo," kata Mauli.

Mauli menyayangkan sikap tetangganya yang arogan dengan mengancam ibu-ibu menggunakan parang. Padahal, menurutnya kendati berseberangan pendapat, hal itu bisa disikapi dengan cara yang baik dan tidak berpecah belah.

"Kita kan hidup bertetangga, jangan gitu lah. Masak diancam pakai parang segala. Kedepan tidak baik lagi hubungan kita nanti," pungkasnya.

Editor : Udin