Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Aktifitas PT IUP di Waduk PDAM Tanjunguban

Limbah Lumpur Berbau Busuk, Cemari Sumber Air Warga Lancangkuning
Oleh : Harjo
Senin | 14-03-2016 | 12:55 WIB
20160313_133025.jpg Honda-Batam
Limbah lumpur berbau busuk yang melintasi pemukiman ini cemari sumur warga (Foto : Harjo)

BATAMTODAY.COM, Tanjunguban - Limbah air berupa lumpur berbau busuk yang dibuang dan melintasi pemukiman warga dari aktifitas pembangunan dan pengembangan waduk Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tanjunguban, cemari sumur yang biasa dipakai untuk kebutuhan keluarga. Akibatnya, air sumur warga tersebut tidak bisa dimanfaatkan lagi.

Kejadian itu bermula sejak tiga hari lalu, saat kontraktor mulai mengerjakan perluasan waduk. Limbah air buangan yang bersumber dari waduk, melintasi pemukiman warga RT 01/ RW 01, Desa Lancangkuning. Sehingga air yang bercampur lumpur dan berbau busuk itu meresab dan mencemari sumur warga sekitar.

Sukarni (50), Ibu Rumah Tangga di kampung tersebut, kepada BATAMTODAY.COM di Tanjunguban, Senin (14/3/2016) menyampaikan, selama ini sumur warga berwarna bening dan jernih. Namun sejak pembuangan air limbah waduk PDAM, sumur warga menjadi berwarna kekuningan dan berbau lumpur.

"Celakanya  air limbah yang melintasi pemukiman, meresap  ke puluhan  sumur warga. Selain berwarna kekuningan juga menimbulkan bau busuk. Bahkan sudah beberapa warga yang terserang penyakit kulit, karena memanfaatkan air tersebut," ujar Sukarni.

Menurut Sukarni, untuk mencari sumber air bersih lainnya, tempatnya sangat jauh dari pemukiman. Sehingga warga nekat memanfaatkan air yang tercemar tadi untuk mandi dan memenuhi kebutuhan lainnya.
Akibatnya beberapa warga mengalami gatal- gatal di sekujur tubuhnya. Bahkan, kolam ikan milik masyarakat, juga sebagian besar mati mendadak.

"Kemarin karena tidak ada air bersih, maka mau tidak mau air yang keruh kita manfaatkan. Akibatnya badan kami gatal-gatal," ujar Sukarni yang sejak 8 tahun lalu mengalami lumpuh, paska kecelakaan yang langsung diamini oleh sejumlah warga lainnya.

Sementara itu, Suwarsono, Kaur Pemerintahan Desa Lancangkuning, Kecamatan Bintan Utaram menyampaikan,  pihak Desa sudah menyampaikan permasalahan yang dialami oleh masyarakat. Walaupun pihak kontraktor dan konsultan  sudah turun kelapangan, namun mereka belum menemukan solusi agar warga tidak terganggu atau mendapatkan imbas dari pekerjaan tersebut.

"Kita sudah ketemu langsung dengan pihak kontraktor dan konsultannya. Namun sampai saat ini, belum ada solusinya. Pihak Desa berharap, pihak kontraktor dan konsultan juga lebih peduli dengan lingkungan sekitar," katanya.

Santoso, pengawas alat berat PT Indo Untung Perkasa yang mengerjakan proyek waduk tersebut secara terpisah mengakui adanya pencemaran terhadap pemukiman warga akibat aktifitas pekerjaan proyek tersebut.

Menurutnya, pihak perusahaan sedang mengusahakan agar pencemaran tersebut segera bisa ditanggulangi dan air kembali bisa dimanfaatkan warga.

"Saat ini kita sedang menanggulangi agar pencemaran tersebut bisa ditanggulangi. Mudah-mudahan dalam dua hari kedepan, sumber air warga tidak lagi tercemar dan bisa dimanfaatkan kembali," ujarnya.


Editor : Udin