Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Legenda Unik Seputar Gerhana Matahari
Oleh : Redaksi
Rabu | 09-03-2016 | 12:59 WIB
gerhana matahari total.jpg Honda-Batam
Gerhana matahari total. (Sumber foto: liputan6.com)

BATAMTODAY.COM - Gerhana matahari 2016 merupakan fenomena alam sangat istimewa, karena kali ini Indonesia jadi tuan rumahnya. Sejumlah legenda tentang gerhana dikisahkan turun-menurun di belahan dunia. Apa saja?

Batara Kala



Salah satu dongeng favorit di Indonesia saat gerhana tiba adalah kisah raksasa Batara Kala yang ketahuan mencuri air abadi di surga dan dipenggal kepalanya oleh Batara Wisnu, akibat aduan Batara Surya dan Batara Candra kepada Batara Guru. Kepalanya yang tetap hidup melayang di angkasa dan bernafsu menelan keduanya.

Membunyikan Tetabuhan

(Sumber foto: kompasiana)

Di Bangka Belitung, legendanya pun sama. Hanya saja raksasanya disebut Rau. Tak jauh beda, di Halmahera, dikisahkan gerhana terjadi karena setan menelan matahari. Dari mitos itu di beberapa daerah terdapat ritual mirip, yakni membuat bunyi-bunyian agar setan atau raksasa menjadi takut.

Dewa Ngamuk

(Sumber foto: anneahir.com)

Di Yunani, ada mitos pula tentang gerhana, dimana gerhana matahari dianggap sebagai tanda bahwa dewa-dewa tengah murka. Dikisahkan, pada zaman dahulu kala masyarakat percaya bahwa gerhana merupakan pertanda datangnya bencana.

Serigala Mengejar Matahari

(Sumber foto: Operation Wolf)

Dongeng tentang gerhana yang tak kalah ngetop adalah legenda bangsa Viking. Diceritakan serigala Skoll megejar-ngejar Dewa matahari Sol dan berhasil menangkapnya, maka terjadilah gerhana. Seperti di Indonesia, penduduk juga membuat kegaduhan. Mereka menabuh panci atau wajan, agar serigala jadi takut dan mengembalikan matahari.

Perang Bulan dan Matahari

(Sumber foto: wikipedia)

Di Togo dan Benin, kisahnya juga unik. Diceritakan gerhana terjadi akibat matahari dan bulan bertempur. Lalu orang-orang berusaha untuk menghentikan pertempuran itu.

Keseimbangan Alam

(Sumber: foto: porcher.webnode.sk)

Suku Navajo menganggap tatanan kosmis alam semesta sebagai pokok keseimbangan. Fenomena seperti gerhana dianggap sebagai bagian dari hukum alam, dimana masyarakat sebaiknya mengikuti dengn berhenti sejenak drai berkegiatan rutin. Mereka biasanya menyanyi, menahan dirid ari kantuk, lapar dan haus.

Perahu Cahaya Matahari

(Sumber foto: widheretic.com)

Pada malam hari, Dewa Matahari Ra melakukan perjalanan perahu di angkasa dengan membawa cahaya. Tiba-tiba Dewa Ular yang jahat, Apep, menghentikan perjalanan itu dan melahap Ra. Gerhana matahari dianggap ketika Apep berada di atas angin, meskipun Ra selalu akhirnya berhasil melarikan diri.

Upaya Memperlambat Matahari

(Sumber foto: seekernetwork)

Orang-orang Maori dari Selandia Baru menceritakan kisah tentang pahlawan Maui yang sering mendengar saudara-saudaranya meratapi kurangnya cahaya di siang hari. Dia dan saudaranya menjinakkan matahari, hingga matahari melemah dan tak bisa balapan lagi di angkasa.

Sumber: Deutsche Welle
Editor: Dodo