Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Tak Ada Efek Jera, Selat Malaka Jadi Sasaran Empuk Pelaku Ilegal Fishing Malaysia
Oleh : Harun Al Rasyid
Senin | 07-03-2016 | 14:00 WIB
IMG_20160307_091007.jpg Honda-Batam
Para pencuri ikan di Selat Malaka yang berhasil ditangkap petugas DKP. (Foto: Harun Al Rasyid)

BATAMTODAY.COM, Batam - Selat Malaka, perairan laut yang memisahkan Provinsi Kepri dan Malaysia ini menjadi tempat favorit bagi pelaku ilegal fishing (pencurian ikan) oleh nelayan dari beberapa negara tetangga, terutama Malaysia. 

Meski, beberapa kali kapal-kapal milik negara asing seperti Malaysia, Thailand dan Vietnam telah ditangkap dan dimusnahkan, namun tidak juga memberikan efek jera bagi pelaku ilegal fishing tersebut. Kepala Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP), Barelang Batam, Akhmadon, ketika dikonfrmasi mengenai sikap membandel negara tetangga itu, ia mengatakan, karena tak ada efek jera. 

"Nampaknya belum. Buktinya mereka masih saja mencuri ikan di wilayah Indonesia terutama Selat Malaka," kata Akhmadon kepada BATAMTODAY.COM, Senin (7/3/2016). 

Sebelum ditangkapnya 3 kapal asal negeri Jiran, Kamis (3/3/2016) pekan lalu, pada Rabu (10/2/2016) lalu sekitar pukul 07.45 WIB, petugas Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Republik Indonesia juga menangkap 7 kapal berbendera yang sama. Ketika itu, ada sekitar 14 kapal yang melakukan pencurian ikan, namun hanya 7 kapal yang berhasil diamankan. 

Sehinggan demi mengamankan sumber daya kelautan beberapa Kapal Pengawas (KP) akan dipersiapkan untuk diberangkatkan mengitari Selat Malaka dan sekitarnya. 

"Kita tetap berkomitmen dengan pemerintah bahwa operasi pengamanan laut tetap terus digiatkan. Makanya hari ini akan berangkat lagi kapal kita yang lain," tegasnya. 

Dengan demikian, akan memperkecil jumlah kerugian negara atas hilang serta rusaknya sumber daya kelautan Indonesia yang terus dikeruk negara asing. Sekaligus memperkecil ruang gerak dan memberikan efek jera kepada pelaku ilegal fishing. 

"Sumber daya laut ini merupakan kekayaan alam kita yang harus dijaga untuk kelangsungan anak cucu kita nanti. Jadi harus benar-benar dijaga dan dirawat,"pungkasnya. 

Editor: Dardani