Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Solusi Bagi Guru Honerer K2, Diangkat PNS Asal Mau Ditempatkan di Pelosok
Oleh : Irawan
Kamis | 11-02-2016 | 13:48 WIB
Anies_Baswedan.jpg Honda-Batam
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswesdan

BATAMTODAY.COM, Jakarta-Pemerintah akan segera mengangkat guru honorer kategori 2 (K2) sebagai pegawai negeri sipil (PNS), asal mereka mau ditempatkan di daerah pelosok atau daerah perbatasan.


Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan mengatakan tahun 2016 ini pemerintah akan merekrut 3.500 guru dalam program Guru Garis Depan (GGD) yang akan mengajar di sejumlah daerah terpencil di Indonesia. 

"Saya pastikan bahwa mereka akan langsung diangkat menjadi PNS. Pemerintah tidak keberatan mengangkat guru honorer menjadi PNS di daerah pelosok yang memang masih sangat membutuhkan guru," kata Anies dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Kamis (11/2/2016).

Namun, kata Mendikbud,  permasalahannya para guru dan tenaga honorer itu hanya mau diangkat di daerah asalnya. Sementara di daerah asalnya tersebut sudah kelebihan guru. 

"Kalau mereka mau jadi guru di daerah yang kekurangan guru, maka sudah langsung diangkat," katanya.

Masalah yang kini dihadapi dunia pendidikan, kata Anies, adalah distribusi guru yang tidak merata dan bukan kekurangan guru. 

Untuk mengatasi hal tersebut tahun ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) akan merekrut 3.500 tenaga pengajar untuk ikut program GGD.

"Nah guru honorer ini bisa kemudian jadi CPNS bila bersedia diangkat untuk daerah terdepan," katanya.

Program Guru Garis Depan, kata Anies, mirip dengan Indonesia Mengajar sebuah gerakan bagi sarjana untuk mengajar di daerah terpencil yang diinisiasi Anies sebelum menjadi menteri. 

"Bedanya Indonesia Mengajar hanya setahun (temporer) sementara GGD jadi guru permanen," katanya.

Pemerintah, kata Anies, menyadari bahwa menjadi guru di daerah terpencil bukan hal yang mudah. Tak semua sarjana mau mengajar di daerah terpelosok dan terpencil. 

"Mereka jadi guru di tempat-tempat yang no body wants to be there," katanya.

Menyadari akan hal itu, pemerintah akan memberikan insentif lumayan bagi guru yang mau mengajar di daerah terpencil. 

"Guru-guru (GDN) tidak diberi rumah dinas, supaya tidak homeless saat selesai dinas, tapi dapat rumah permanen," kata Anies. 

Anies menambahkan, Kemendiknas sudah berdiskusi dengan Bank BNI untuk memberikan insentif tersebut kepada para Guru Garis Depan.

Bagi guru yang mau ditempatkan di daerah terpencil akan mendapatkan kemudahan kredit rumah dengan luas tanah sekitar 2.000-an meter persegi. 

"(Guru) diberi fasilitas kredit rumah dengan semua kemudahan kreditnya, dengan tanah yang luasan sekitar 2.000-an meter persegi," katanya.

Tahun lalu Kemendiknas enterian sudah memberangkatkan 798 orang untuk ikut program Guru Garis Depan. Mereka langsung diangkat sebagai PNS di daerah pelosok. 

Pada Rabu (10/2/2016) kemarin, ribuan guru tidak tetap dari berbagai kota yang tergabung dalam tenaga honorer K2 melakukan demonstrasi di depan Istana Merdeka, Jakarta. Mereka menuntut agar diangkat sebagai PNS. Aksi demo ini berlanjut hari ini.  

Seperti diketahui, tenaga honorer K2 adalah tenaga honorer yang diangkat per 1 Januari 2005 dan tidak mendapat upah dari APBD/APBN. Jika mereka ingin diangkat menjadi CPNS harus mengikuti tes seleksi terlebih dahulu. 

Banyaknya guru honorer di daerah-daerah tak terlepas dari keputusan pemerintah pada 2001 yang menyatakan guru adalah PNS daerah. 

Akibatnya pejabat daerah berlomba-lomba mengangkat guru honorer tanpa pertimbangan matang, sebagian sebagai ajang kampanye peserta pilkada. 

Editor : Surya