Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Kado Imlek dari Perut Laut Cina Selatan
Oleh : Nurjali
Sabtu | 06-02-2016 | 08:00 WIB
IMG-20160205-00874.jpg Honda-Batam
Penjual ikan dingkis dalam stok kecil di pasar di Lingga. (Foto: Nurjali)

ADA kado istimewa dari sang penguasa alam semesta untuk warga Tionghoa. Kado yang khusus dikirim saat tahun baru Imlek tiba. Kado itu dikeluarkan dari perut Laut Cina Selatan. Kado itu bernama, dingkis. Ya, ikan dingkis. Apa hubungan antara Imlek dan dingkis? Berikut liputan wartawan BATAMTODAY.COM, Nurjali. 


Setiap Imlek tiba, masyarakat Tionghua di Provinsi Kepri, langsung akrab dengan dingkis. Inilah ikan favorit yang "rating"-nya melesat di saat Imlek. Ikan ini berasal dari kawasan perairan Kabupaten Lingga. 

Dalam filosofi Imlek, sebenarnya simbol ikan merupakan sesuatu yang wajib dalam tradisi Imlek. Memang, tidak harus ikan dingkis. Kalau di Jawa, warga Tionghoa di sana biasanya menyiapkan sajian olahan ikan bandeng untuk hidangan pengisi perayaan Imlek.

Tapi, bagi warga Tionghoa di Provinsi Kepri, apalagi di Kabupaten Lingga yang bagian wilayah utara dan timurnya itu berbatasan langsung dengan Laut Cina Selatan, ikan dingkis adalah pilihan utama. Karena ikan ini begitu melimpah di saat Imlek tiba. Konon, Imlek itulah, musim para dingkis bersuka-ria, musim mereka kawin. 

Alim, seorang Tionghua di Singkep mengatakan, ikan dingkis memiliki filosofi yang akrab dengan orang Tionghua. Ikan ini akan banyak ditemui di kawasan Laut Cina Selatan ketika musin angin utara tiba. Jadi wajar kalau lautan Lingga menjadi rumah bagi para dingkis itu. 

"Saya pernah diceritakan orang tua kami, ikan dingkis itu hidupnya selalu bergotong royong dan berkelompok, bahkan telurnya sangat banyak," katanya.

Dalam cerita orang Tiongkok, ikan dingkis selalu memberikan kemudahan kepada orang Tiongkok saat musim nelayan takut untuk melaut. Karena saat musim itu, ikan dingkis mulai bertelur dan merapat ke pesisir pantai. Konon ceritanya dulunya ikan dingkis sebelum masuk ke kelong-kelong, ikan tersebut berkelompok dan membentuk naga berekor. Kemudian, setelah tiba musimnya, ikan tersebut menyebar ke kelong-kelong nelayan yang berdekatan dengan Laut Cina Selatan.

"Kata orang tua saya, dingis membentuk naga di Laut Cina Selatan, dan ekornya tepat di wilayah laut Lingga. Sehingga mungkin itu juga Lingga dalam bahasa Tionghua kuno disebut sebagai, ekor naga," ungkapnya menceritakan.

Yang paling kami ketahui ikan dingkis itu selalu membawa keberutungan dan dijadikan simbol keberuntungan bagi orang Tionghua saat Imlek. Apalagi ikan dingkis yang banyak telurnya, itu harganya akan sangat mahal dibandingkan dengan ikan dingkis yang biasa.

"Sebenarnya kalau mencari sendiri di kelong-kelong pasti ada, karena ikan ini banyak ditemui di kelong-kelong," tutupnya.

Di pasaran, ikan dingkis akan sulit didapat. Karena sebagian besar masyarakat Tionghua sudah lebih dulu memesan ikan dalam stok yang besar. Kebanyakan dibeli oleh masyarakat di luar Lingga langsung kepada nelayan-nelayan yang biasa mencari ikan dingkis ini.

Editor: Dardani