Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Berkat Kerjasama Indonesia-Malaysia, Angka Pembajakan Kapal Laut Turun
Oleh : Redaksi
Rabu | 03-02-2016 | 11:49 WIB
pembajakan kapal emerald.jpg Honda-Batam
Ilustrasi.

BATAMTODAY.COM - Biro Maritim Internasional (IMB) mengatakan, angka pembajakan kapal 2015 turun dibanding tahun sebelumnya. Kawasan utama perompakan adalah Asia Tenggara. Indonesia dan Malaysia dinilai berhasil meredam pembajakan kapal.

Aksi perompakan dan penculikan kapal dengan modus penyanderaan turun. Para perompak kini berganti taktik dengan melakukan serangan cepat, setelah itu meninggalkan kapal dan menghilang di tengah laut. Demikian laporan International Maritime Bureau (IMB) yang dirilis hari Selasa (2/2/2016) di Kuala Lumpur.

Menurut IMB, selama 2015 terjadi 246 kasus serangan terhadap kapal laut di seluruh dunia, satu kasus lebih banyak dari 2014. Tapi perompak hanya berhasil membajak 15 kapal dan menyandera seluruhnya 271 awak kapal. Jumlah ini lebih sedikit dari kasus 2014, yaitu 21 pembajakan kapal dengan 442 sandera.

Turunnya angka pembajakan terutama terjadi di Asia Tenggara. Pembajakan kapal yang terakhir dicatat di kawasan ini berasal dari bulan Agustus 2015.

Biro Maritim Internasional IMB yang berpusat di Kuala Lumpur memuji kerjasama dan kinerja aparat pengamanan air Indonesia dan Malaysia, yang dinilai berhasil meredam aksi-aksi pembajakan di kawasan itu dan menghancurkan dua sindikat perompak. Beberapa gembong perompak berhasil ditangkap dan dihadapkan ke pengadilan.

"IMB terutama memuji tindakan tegas yang diambil oleh otoritas Indonesia dan Malaysia dalam menangkapi dan menghadapkan dua geng perompak ke pengadilan," kata Direktur IMB Pottengal Mukundan.

Dalam laporannya IMB menyebutkan, Asia Tenggara adalah salah satu kawasan paling rentan perompakan. Serangan-serangan yang terjadi di kawasan ini juga ditujukan kepada kapal-kapal menengah dan kecil.

Kawasan resiko lain adalah pantai Nigeria di timur Afrika. Di sini tahun lalu tercatat ada 14 serangan, namun jumlah serangan yang tidak tercatat diduga lebih tinggi lagi. Para perompak yang beroperasi di pantai Nigeria memiliki senjata berat dan terutama menyasar kapal-kapal tanker besar.

Aksi perompakan di Somalia sejak beberapa tahun terakhir terus turun. Kawasan ini dikawal oleh angkatan laut internasional yang bergabung untuk menjaga lalu lintas kapal dan perdagangan.
IMB menerangkan, sekitar 55 persen serangan terhadap kapal merupakan kasus perompakan tingkat rendah. Walaupun demikian, perompakan masih merupakan ancaman besar bagi para awak kapal.

Sumber: Deutsche Welle