Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Berhentilah Setor Nyawa ke Malaysia
Oleh : Hadli
Rabu | 27-01-2016 | 08:00 WIB
IMG-20160126-WA0005.jpg Honda-Batam
Inilah kapal nahas yang mengangkut 38 TKI ilegal ke Malayasia. (Foto: Ist)

LAGI, 13 nyawa bangsa Indonesia melayang sia-sia di perairan Malaysia. Mereka hendak mengadu nasib, mencari rezeki untuk keluarga di Malaysia. Tanpa dokumen kerja yang sah, ilegal. Ya, mereka memilih jalan hidup menjadi TKI ilegal. Kapal mereka pun karam dihantam ombak, Selasa (26/1/2016). Berikut catatan wartawan BATAMTODAY.COM, Hadli mengenai pergerakan TKI ilegal itu.


Peringatan Kepala Stasiun BMKG Batam, Philip Mustamu kepada para nelayan dan nahkoda kapal di perairan Kepri, agar berhati-hati gelombang tinggi tak berhasil mencegah tekong kapal mengantarkan TKI ilegal ke Malaysia. Dan kita pun semua dikejutkan dengan penemuan 13 mayat di perairan Johor Bahru Malaysia, Selasa (26/1/2016).

"Untuk aktivitas kelautan diimbau agar lebih berhati-hati terhadap gelombang laut yang tinggi di perairan Bintan, Tanjungpinang, Natuna dan Anambas serta arus laut yang kuat di wilayah perairan Kepulauan Riau," kata Philip Mustamu, mengingatkan. 

Karena, berdasarkan data BATAMTODAY.COM dari BMKG Batam, pada hari naas itu, tinggi gelombang perairan Batam 1,5 meter dengan kecepatan arus 40 (NW) centimeter (cm) per detik. Tinggi gelombang di perairan Bintan dan Tanjungpinang 2,5 m dengan kecepatan arus 70 (NW) cm per detik. Karimun 1,5 m dengan kecepatan arus 25 (NW) cm per detik. 

Sedangkan untuk gelombang di perairan Lingga setinggi 2 m dengan kecepatan arus 70 (NW) cm perdetik. Natuna setinggi 4 m dengan kecepatan arus 70 (W) cm. Anambas tinggi gelombang maksimal 3 m dengan kecepatan arus 70 (NW) cm perdetik. 

Potensi tinggi gelombang dan kecepatan arus pada Rabu (27/1/2016) untuk perairan Natuna dan Anambas mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Tinggi gelombang di perairan Natuna mencapai 4,5 m dengan kecapatan arus 80 (W) cm perdetik. Anambas 4 m dengan kecepatan arus 80 (W) cm perdetik. 

Potensi tinggi gelombang berikutnya berada di wilayan perairan Bintan dan Tanjung Pinang yakni obak setinggi 2 m dengan kecepatan arus 80 (NW) cm perdetik. Selanjutnya Batam dan Lingga tinggi ombak 1,5 m. Kecepatan arus di Batam 25 (NW) cm perdetik, Linga 40 (NW) cm perdetik disusul Karimun setinggi 1 m dengan kecepatan arus 15 (NW) cm perdetik. 

Philip menjelaskan, peristiwa itu terjadi karena adanya pusat tekanan rendah di Samudera Hindia bagian selatan Pulau Jawa yang mengakibatkan terbentuknya daerah konvergensi dan pola belokan angin (shearline) yang terbentuk di atas wilayah Kepulauan Riau. 

Rupanya, tekanan ekonomi dan kebutuhan biaya hidup memaksa 3 tekong nekat memberangkatkan 38 orang TKI ilelgal ke Malaysia. Untuk menghindari kejaran Polisi Diraja Malaysia, mereka menempuh jalur baru, yang tak biasa dipatroli. Tapi ternyata, peringatan Philip Mustamu itu tak dindahkan sang nahkoda kapal nahas itu. Dan, kapal mereka pun karam. 

Sebelumnya, 13 mayat Warga Negara Indonesia (WNI) yang terdiri dari sembilan wanita dan empat lelaki ditemukan terdampar di Pantai Tanjung Kelisa, Mukim Timur, Bandar Penawar, selatan Johor, Malaysia pada Selasa (26/1/2016) pagi.

Sampai dengan Selasa (26/1/2016) siang, Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Johor Bahru menyatakan,belum ditemukan adanya korban selamat dalam peristiwa itu. Baca: Kapal Pengangkut WNI Karam di Perairan Johor, Belum Ada Korban Selamat Ditemukan 

Menjawab BATAMTODAY.COM, Staf KJRI Johor Bahru Malaysia, Marsianda, mengatakan kapal karam itu berangkat di Batam menuju Malaysia, dan tidak ditemukan adanya korban yang selamat dalam peristiwa naas tersebut. "Tapi pihak polisi setempat masih standby di lokasi untuk berjaga-jaga," kata Marsianda.

Marsianda juga  menambahkan, polisi juga menemukan sejumlah dokumen WNI di lokasi kejadian. "Telah diketemukan di TKP sebanyak 16 dokumen WNI yaitu 10 paspor, tiga KTP, dua SIM dan 1 kartu anggota Pramuka," kata Marsianda yang terus meng-up date info penanganan kapal karam ini kepada BATAMTODAY.COM

Namun demikian pihak KJRI di Johor Bahru belum menerima data-data identitas dari para korban yang diketemukan karena proses identifikasi masih berlangsung. Ketigabelas jasad korban kapal nahas itu kini diidentifikasi di Sultan Ismail Hospital, Johor Baru.

"Semoga hasil proses identifikasi dapat segera diperoleh dalam waktu dekat. Data selengkapnya nanti akan segera menyusul," imbuhnya.

Sebanyak 13 mayat bangsa kita yang terdiri dari sembilan wanita dan empat lelaki itu ditemukan terdampar di Pantai Tanjung Kelisa, Mukim Timur, Bandar Penawar, Johor, Malaysia pada Selasa (26/1/2016) pagi. Situs Utusan melaporkan, mayat-mayat yang terdampar tersebut merupakan WNI yang kapalnya karam dihantam badai. 

Kepala Kepolisian Johor, Superintenden Rahmat Othman mengatakan, mayat tersebut ditemukan oleh seorang lelaki dan kemudian dilaporkan kepada polisi pada pukul 8.40 pagi waktu setempat.

"Operasi pencarian dan penyelamatan sudah kami lakukan sejak pukul 9 pagi tadi dengan mengerahkan 21 personel Pasukan Polis Marin dan anggota dari Balai Polis Bandar Penawar," katanya.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia, Armanatha Nasir mengatakan, dari 13 korban yang terdampar di pantai selatan Johor tersebut ditemukan KTP Indonesia.

Semoga peristiwa nahas ini menyadarkan kita semua. Sudahlah, berhentilah mengantar nyawa sia-sia ke Malaysia!

Editor: Dardani