Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Pesawat Pembom Nuklir Jarak Jauh AS Terbang di Korsel
Oleh : Redaksi
Senin | 11-01-2016 | 09:33 WIB
pembom_nuklir_as_by_voa.jpg Honda-Batam
Inilah pesawat pembom nuklir milik AS yang terbang ke Korsel. (Foto: VOA)

BATAMTODAY.COM, Pyongyang - Sebuah pesawat pembom jarak-jauh militer Amerika terbang di angkasa Korea Selatan hari Minggu (10/1/2016), sebagai yang tampaknya tanggapan atas percobaan senjata nuklir terbaru Korea Utara.


Pesawat pembom B-52 itu, yang mampu membawa senjata nuklir, kelihatan terbang di angkasa Pangkalan Udara Osan, yang terletak 72 kilometer sebelah selatan perbatasan yang memisahkan kedua Korea, kemudian terbang menuju pangkalannya di Guam di dekatnya. Pesawat pembom itu didampingi oleh dua pesawat tempur dari Amerika dan Korea Selatan.

Laksamana Angkatan Laut Amerika Harry B. Harris, Jr., Panglima Komando Pasifik Amerika, mengeluarkan pernyataan yang menyebut penerbangan itu peragaan kekuatan dukungan Amerika pada sekutu-sekutu kami di Korea Selatan, Jepang, dan membela wilayah Amerika.”

Letnan Jenderal Terrence O’Shaughnessy, wakil panglima dari komando militer bersama Amerika-Korea Selatan, mengeluarkan pernyataan setelah penerbangan itu yang mengatakan Amerika “tetap kuat” membela Korea Selatan dan memelihara kestabilan di semenanjung Korea.

Amerika pernah mengerahkan sebuah pesawat pembom jarak-jauh ke angkasa Korea Selatan tahun 2013, tidak lama setelah Utara melakukan percobaan nuklirnya yang ke-3.

Penerbangan B-52 hari Minggu dilakukan beberapa jam setelah pemimpin Korea Utara Kim Jong Un membela percobaan yang disebut bom hydrogen Rabu lalu sebagai “hak yang syah sebuah negara yang berdaulat dan tindakan yang adil yang tidak dapat dikecam siapapun” dalam pidatonya kepada Kementerian Angkatan Bersenjata Rakyat. 

Dalam pidatonya yang dilaporkan hari Sabtu oleh kantor berita resmi Pyongyang KCNA, Kim mengatakan percobaan itu adalah satu langkah bela-diri untuk mempertahankan semenanjung Korea terhadap bahaya perang nuklir yang disebabkan oleh imperialis yang dipimpin oleh Amerika.” (Sumber: VOA Indonesia)

Editor: Dardani