Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Jika Benar PKS Oposisi, Harusnya Kader Kritis Tak Disingkirkan
Oleh : Surya
Minggu | 10-01-2016 | 13:14 WIB
Asep_Warlan.jpg Honda-Batam
Asep Warlan Yusuf, pengamat politik Universitas Parahyangan Bandung

BATAMTODAY.COM, Jakarta-Sebagai partai yang berkomitmen untuk menjadi oposisi, PKS seharusnya tidak boleh mengganti kadernya yang berani dan kritis seperti Fahri Hamzah, Wakil Ketua DPR. 


Apalagi pergantian itu karena adanya deal-deal politik dengan eksekutif, dalam hal ini pemerintah.

"Pergantian pimpinan boleh saja dilakukan oleh parpol, sepanjang yang bersangkutan memang buruk kinerjanya atau melanggar hukum," ujar pengamat politik dari Unpar Bandung, Asep Warlan Yusuf ketika dihubungi, Minggu (10/1/2015).

Jika PKS seperti yang ditegaskan oleh Presiden PKS Sohibul Iman akan berada di luar pemerintahan maka secara teori, justru seharusnya PKS membutuhkan orang-orang seperti Fahri yang berani dan kritis terhadap pemerintah.

"Lah kalau ditegaskan oleh Presiden PKS bahwa PKS akan tetap konsisten berada diluar pemerintahan, rasanya jadi tidak masuk akal kok yang berani dan kritis terhadap pemerintah malah dievaluasi dan diganti," sindirnya.

Kalau benar diganti diganti lanjutnya, maka hal itu seperti menggambarkan bahwa Fahri membuat 'gerah' pemerintah dan karena ada deal dengan penguasa untuk bergabung dalam pemerintahan, makanya dia harus diganti.

"Elit politik itu jangan hanya menggunakan kepentingan politik sesaat saja dan harus lebih memikirkan kepentingan penegakan hukum dan demokrasi. Tapi yah susahnya partai di Indonesia ini, jangankan mengganti anggota DPR, mengganti menteri yang menjadi hak prerogratif presiden saja mereka ikut-ikutan merecoki kok," tandasnya. 

Editor : Surya