Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Wapres Resmikan Burung Cendrawasih Sebagai Logo dan Maskot AG 2018
Oleh : Habibi Khasim
Minggu | 27-12-2015 | 15:30 WIB
Wakil_Presiden_Jusuf_Kalla_saat_meresmikan_logo_Asian_Games_2018.JPG Honda-Batam
Wapres, Jusuf Kalla saat meresmikan logo dan maskot Asian Games (AG) 2018 yang akan dilaksanakan di Jakarta dan Palembang pada tahun 2018 mendatang. (Foto : Habibi Khasim)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Wakil Presiden Republik Indonesia, Jusuf Kalla meresmikan logo dan maskot Asian Games (AG) 2018 yang akan dilaksanakan di Jakarta dan Palembang pada tahun 2018 mendatang. Untuk logo dan maskot ini, Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) RI mengambil lambang burung cendrawasih yang diberi nama Drawa.

Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla dalam sambutannya meminta agar AG 2018 menjadi perhatian masyarakat Indonesia. Mulai dari pelaksanaannya sampai kepada penekanan prestasi kepada atlet yang mewakili Indonesia dalam ajang yang digelar empat tahunan ini.

"Kedua hal ini diharapkan secara bersamaan dapat dikuatkan, Prima (Program Indonesia Emas-red) juga harus digas, untuk memperoleh prestasi, sebagaimana 62 tahun yang lalu," ujar Jusuf Kalla dalam kegiatan Road To Asian Games 2018 di Glora Bung Karno, Minggu (27/12/2015).

Wapres juga meminta partisipasi masyarakat diseluruh Indonesia dalam mensukseskan kegiatan ini. Sehingga, kata dia, AG 2018 bukan hanya kegiatan Pemerintah yang harus cepat selesai sesuai target, namun juga memberikan kebahagian kepada masyarakat.

Sementara itu, Menpora RI, Imam Nachrowi mengatakan, dipilihnya burung cendrawasih sebagai logo dan maskot AG 2018 ini dikarenakan AG 2018 bukanlah milik Jakarta dan Palembang saja, meskipun kegiatan AG 2018 itu sendiri dilakukan di Jakarta dan Palembang. Melainkan milik seluruh rakyat Indonesia yang telah berpartisipasi dalam mensukseskan acara tersebut.

"Dipilihnya Cendarawasih ini menandakan bahwa Asian Games itu bukan milik Jakarta, Palembang, Jawa Barat dan Banten. Namun, Asian Games ini adalah milik masyarakat Indonesia," ujar Imam Nackrowi.

Lebih jauh Imam mengatakan, kegiatan AG 2018 akan disosialisasi ke seluruh Provinsi yang ada di Indonesia. Untuk itu, Imam meminta kepada semua Gubernur, untuk turut mendukung mensukseskan acara tersebut.

"Kita meminta kepada seluruh Gubernur dan panitia, agar mensukseskan kegiatan ini. Bukan hanya di empat daerah yang menjadi tempat bertanding, melainkan seluruh daerah, juga harus mendukung suksesnya  acara ini," ujar Imam.

Imam sendiri menargetkan seta 'menodong' agar atlet dari Indonesia sebagai tuan rumah, dapat masuk dalam sepuluh besar. Untuk itu, Imam meminta panitia Program Indonesia Emas (Prima), menyiapkan atlet-atlet unggul, guna mendapatkan target tersebut, mengingat pada Asian Games 2014 lalu, Indonesia hanya mampu berdiri diperingkat 17 dan kalah dari negara tetangga, Malaysia, yang berada di peringkat 14 dan Singapura di peringkat 15.

Bahkan, untuk AG 2018 mendatang, Kemenpora akan merenovasi Stadion Gelora Bung karno (GBK), membuat wisma atlet serta membangun sarana dan prasarana olahraga lainnya. "Setidaknya kita berada di sepuluh besar, atau semoga saja bisa mencapai lima besar," katanya

Sebagaimana diketahui, AG 2018 juga dikenal sebagai Asian Games XVIII yakni kegiatan multi-olahraga yang diselenggarakan di Jakarta dan Palembang, Indonesia dan direncanakan pelaksanaannya pada tanggal 18 Agustus sampai 02 September 2018 mendatang.

Jakarta sendiri, sudah pernah menyelenggarakan Asian Games yakni pada tahun 1962. Sedangkan Palembang akan menjadi Kota kelima yang menyelenggarakan Asian Games diluar Ibu Kota Negara setelah Hiroshima (1994), Busan (2002), Guangzhou (2010), dan Incheon (2014). Bahkan untuk pertama kalinya kegiatan multi olahraga ini dilaksanakan di dua kota yaitu Jakarta dan Palembang.

Pada pelaksanaan Asian Games XVIII kali ini, Indonesia dibantu tiga negara lainnya yakni Qatar, Tiongkok, dan Korea Selatan. Sedangkan cabang olahraga yang dipertandingkan sebanyak 37 cabang.

Sebelumnya, Asian Games ini awalnya akan diselenggarakan di Hanoi, Vietnam, tapi dibatalkan dengan alasan krisis ekonomi/finansial yang dialami negara tersebut. Akhirnya diselenggarakan di Jakarta dan Palembang, Indonesia.


Editor : Udin