Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Agar tak ada lagi Penyalagunaan seorang Pejabat Negara

Pejabat yang juga Pengusaha Diminta Berani Mundur seperti Novanto
Oleh : Irawan
Kamis | 17-12-2015 | 18:31 WIB
Setnov1.jpg Honda-Batam
Mantan Ketua DPR Setya Novanto

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI), Budyatna, mengapresiasi langkah mundur Ketua DPR RI Setya Novanto sebagai sikap yang gentleman, terlepas dari berbagai tuduhan terhadap dirinya itu terbukti benar atau tidak.

Tidak banyak pejabat di Republik ini yang mau mundur dengan sukarela seperti Setya Novanto. "Ke depan saya harap Setya Novanto mau membongkar praktek-praktek kecurangan yang dilakukan para pejabat, karena tentunya dia mempunyai pengalaman dan pengetahun terkait permainan politik dan bisnis para elit selama ini," tegas Budyatna kepada wartawan di Jakarta, Kamis (17/12/2015).

Menurut Budyatna, langkah mundur Novanto bisa menjadi bukti bahwa elit politik yang juga seorang pengusaha sering memanfaatkan jabatannya untuk kepentingan usahanya. 

"Jadi, saya harap kasus Setya Novanto ini diteruskan dan jangan dihentikan untuk membongkar praktek bisnis di balik kekuatan politik," katanya.

Budyatna menegaskan, saat ini banyak politisai yang merangkap sebagai pengusaha yang duduk di lembaga legislatif maupun di eksekutif. 

Karena itu, tidak mungkin apabila mereka tidak memanfaatkan posisinya sebagai pejabat demi meraup keuntungan pribadinya.

"Kalau mau fair para pejabat maupun elit yang seperti ini diwajibkan memilih untuk mundur dari jabatannya atau mundur total sebagai pengusaha, dan perusahaannya dilarang mengikuti berbagai proyek pemerintahan," katanya.

Budyatna kemudian mencontohkan Wapres Jusuf Kalla (JK) dan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh, dimana tidak mungkin mereka tidak mencampurkan kekuasaannya dengan kepentingan bisnisnya. 

"Kalau mau fair, mereka ini harus memilih, mau tetap menjadi Wapres yang tujuannya hanya untuk mengabdi kepada rakyat sepenuhnya atau mau tetap menjadi pengusaha,” katanya mempertanyakan.

Budyatna berpendapat, tidak mungkin seorang penguasa dan pengusaha itu bisa mengabdi kepada rakyat. Melainkan akan terus mencari untung sebagai tujuan usahanya. 

"Jadi, kalau mereka fair, maka perusahaan-perusahaan mereka tidak boleh ikut main proyek pemerintah, karena akan pasti diuntungkan serta akan berpotensi KKN,” katanya.

Pengamat Politik UI ini mendesak adanya aturan bagi pejabat yang berlatar belakang pengusaha ikut main proyek pemerintah, sehingga tidak lagi pejabat pemburu rente.

"Di era Orde Baru masih lebih baik, di mana penguasa atau pejabat berkolaborasi dengan pengusaha. Tapi, sekarang ini lebih parah karena penguasa merangkap pengusaha," katanya.

Budyatna berharap agar para pejabat di pemerintahan (eksekutif) dan legislatif (DPR, DPD dan MPR) berani meniru langkah Setyo Novanto mundur dari jabatannya.

"Mereka selama ini menampilkan diri seolah-olah suci tidak memanfaatkan fasilitas negara dan kedudukannya. Harusnya mereka berani meniru langkah Setya Novanto. Mereka itu pejabat dan juga pengusaha seperti Setya Novanto," tandasnya.

Editor: Surya