Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Soal Persiapan Asean Games 2018 di Jakarta dan Palembang

Indonesia Terima 2 'Surat Cinta' dari Presiden OCA
Oleh : saibansah dardani
Sabtu | 12-12-2015 | 09:30 WIB
P_20151212_102948.jpg Honda-Batam
Deputi Kemenpora, Gatot S. Dewa Broto saat menghadiri Rakernas SIWO PWI di Gedung Baileo Siwalima, Gedung Daerah Ambon. (Foto: Saibansah)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Meskipun hingga kini, Presiden Olympic Council of Asia (OCA) Sheikh Ahmed Al-Fahad Al-Ahmad Al-Sabah masih percaya Indonesia sanggup menjadi tuan rumah Asean Games 2018 mendatang. Tapi, sesungguhnya pemerintah Indonesia telah mendapat 2 "surat cinta" dari OCA. 


Kedua surat peringatan itu ditandatangani langsung oleh Presiden OCA, Syeikh Ahmed yang isinya mendesak pemerintah Indonsia agar segera merampungkan seluruh proses pelaksanaan Asean Games 2018. Kedua surat itu diakui menunjukkan OCA melihat hajatan olahraga seluruh kawasan Asean di Jakarta dan Palembang itu dalam kondisi emergency. 

Demikian ungkap Deputi V Bidang Harmonisasi dan Kemitraan sekaligus Kepala Komunikasi Publik, Gatot S. Dewa Broto saat menghadiri Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Seksi Wartawan Olahraga (SIWO) Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) di Gedung Baileo Siwalima, Gedung Daerah Ambon, Sabtu (12/12/2015). 

"Ini belum pernah saya ungkapkan, belum ada satu wartawan pun yang pernah menulis ini," tegas Gatot S. Dewa Broto kepada para peserta Rakernas SIWO PWI. 
 
Ditambahkan Deputi Kemenpora itu lagi, "surat cinta pertama" dari OCA itu bertanggal 8 Oktober 2015. Isinya, 3 hal berisi pertanyaan dan teguran. Pertama, Indonesia dianggap lambat dalam mempersiapkan Asean Games 2015. Kedua, soal konflik di tubuh KOI (Komite Olimpiade Indonesia). Ketiga, soal renovasi Gedung GBK Jakarta. "Surat itu sudah kami jawab dan direspon baik juga oleh OCA," pungkasnya. 

Selanjutnya, kata Dewa lagi, untuk memastikan seluruh proses persiapan Asean Games 2018 di Jakarta dan Palembang benar-benar "on the track", maka OCA akan berkantor di Jakarta. 

Editor: Dodo