Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Sajak 'Jerebu' Mosthamir Thalib, Legakan Napas Singapura
Oleh : saibansah
Sabtu | 31-10-2015 | 08:29 WIB
12195997_837905966327524_783605619719867827_n.jpg Honda-Batam
Inilah halaman sastra koran terbitan Singapura, Berita Harian yang  memuat sajak "Jerebu". (Foto: Saibansah)

BATAMTODAY.COM, Singapura - Penyair dan wartawan peraih Anugerah Adinegoro, Mosthamir Thalib gerah, marah dan sesak napasnya, setelah berbulan-bulan dikepung jerebu di Pekanbaru. 

Lewat kekuatan sajak dan tajamnya kata-kata, pria kelahiran Desa Igal, Kecamatan Mandah, Indragiri Hilir, Riau, pada 5 Agustus 1963 itu menorehkan "Jerebu". 

Seperti asap yang merayap dari hutan-hutan meranggas di tanah Riau, "Jerebu" Mosthamir Thalib itu pun juga bergerak menusuk setiap sudut negara kota Singapura. 

Ya, sajak "Jerebu" karya pria humoris berambut kribo itu muncul di halaman sastra koran Berita Harian edisi, Senin, 26 Oktober 2015. Tapi, "Jerebu" karya penulis buku "Seloroh Gaya Melayu" itu, sama sekali tidak menyesakkan dada masyarakat Singapura.

Kepada BATAMTODAY.COM di Singapura, alumni Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Riau (PSBSI FKIP Unri) dan selesai tahun 1989 itu mengatakan, selama ini karya-karyanya memang diterima baik di Singapura. Dan sajak "Jerebu" itu bukanlah yang pertamakali disambut hangat di sana. 

Tapi, sungguh kemarahan penyair ini kepada para pembakar hutan tak jauh beda dengan kemarahan seluruh rakyat Indonesia yang berbulan-bulan terkepung asap. "Kita melawan Jerebu dan pembakar lahan, kita harapkan mereka masuk penjara," ujarnya geram. 

Eksistensi kepenyairan seorang Mosthamir sebagai sesama rumpun Melayu, bukanlah hal baru. Karyanya juga terbit dalam buku "Pertemuan Kedua" (1995), kumpulan cerpen-cerpen pengarang tiga kawasan, Singapura, Johor dan Riau.

Maka, tak heran jika dirinya kerap kali diundang dalam berbagai hajatan para penyair di Malaysia, Singapura dan beberapa negara lainnya. 

"Kita akan berhadir lagi di Singapura pada Temu Penyair Serumpun, Puisi dan Pantun, 30-31 Januari 2016, semoga diridhoi-Nya, amien," harapnya. 

Editor: Dardani